Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pemberontakan Cinderela

23 Mei 2019   10:45 Diperbarui: 23 Mei 2019   10:47 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mau bagaimana lagi, Senior. Walaupun saya menangis darah, tetap saja 'kepala akan melayang' " jawabnya lesu.

Erick benar-benar kehilangan kata-kata.

Sementara Itu Ivan memperhatikan Aya dengan seksama,

"Angkat kepalamu?!" perintah Ivan curiga.

Aya kembali mengangkat kepalanya dan menatap Ivan gugup.

Ivan terus mengamatinya. Tak lama semua ingatannya terbuka. Ia teringat saat Aya memukulnya dan saat Aya membentaknya di toko buku. Ivan menatap Aya dengan wajah tak percaya,

"KAU?! Kau gadis barbar itu kan?!" serunya kaget.

Erick dan anak-anak yang ada di sekitar mereka, heran mendengar ucapan Ivan. Sedangkan Ivan menatap Aya, yang menundukan kepalanya cemberut, dengan ekspresi penuh permusuhan.

KATE JAJA... "TU BI KONTINUED YEE." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun