Erick tersenyum senang dan menepuk-nepuk pelan pipi siswa itu,
"Nah.. gitu dong. Gue suka gaya lo" kata Erick.
Ivan hanya bisa tersenyum kecil melihat kejahilan sepupunya itu. Tanpa mempedulikan ulah Erick, ia kembali meneruskan langkahnya. Baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba saja kakinya menginjak air sabun yang ada di lantai dan ia pun jatuh terpeleset.
Semua seakan terjadi dalam gerakan lambat. Ivan terjatuh dengan posisi terlentang. Semua murid yang ada di sekitar tempat itu, spontan memekik dan menjerit melihat kejadian itu. Mereka melotot dengan mulut ternganga. Erick dengan cepat berlari mendekati Ivan. Demikian juga dua pengawal Ivan.
"Bro? Kau baik-baik saja?!" tanya Erick panik sambil belutut di sisi Ivan, membantunya berdiri.
"Yang Mulia?! Anda tidak apa-apa?!" panggil kedua Pengawalnya dengan nada yang tak kalah cemasnya.
"Saya akan segera memanggil ambulan" kata seorang Pengawalnya yang sehari-hari bertugas sebagai sopirnya.
Pengawalnya itu mengeluarkan hp nya. Namun sebelum ia memencet nomor manapun, tangan Ivan menghalangi tangannya.
"Jangan. Tidak perlu" larang Ivan.
Ivan perlahan berdiri dibantu oleh Erick dan kedua pengawalnya. Wajahnya meringis kesakitan sambil memegangi pinggangnya. Ivan mencoba tersenyum menenangkan pengawalnya dan Erick,
"Aku tidak apa-apa. Hanya pinggangku sedikit sakit. Tapi aku tidak apa-apa" katanya pada Erick.