"Ya. Aspirin. Oke, Bro. Aku tutup dulu ya. Selamat berjuang dan semoga kau bisa bertahan sampai akhir! Sampai jumpa nanti malam" pamit Erick yang kemudian mematikan hp nya.
Ivan menatap hp nya dengan wajah bingung,
"Apa sih maksudnya?"
Sementara itu, Erick menatap Jaja dengan pandangan iba. Jaja membalas tatapannya dengan wajah bingung,
"Ade ape, Rick? Muka lo lecek amat?! Mana pake teriak-teriak lagi. Kayak orang mau beranak aja lo" kata Jaja.
Erick turun dari sepedanya dan mendekati Jaja. Ia kemudian memegang pundak Jaja dengan wajah simpati sambil menghela nafas,
"Maaf, Jak. Kelihatannya peringkat kita dalam daftar cowok paling favorit di sekolah ini, akan bergeser turun. Kedepan, langkah kita dalam menerima tatapan penuh pemujaan dari gadis-gadis, akan semakin sulit" kata Erick menepuk-nepuk pundak Jaja seakan memberi semangat.
Erick kembali memutar badan mendekati sepedanya sambil menghela nafas dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan ekspresi berduka.
 "Habis terang terbitlah gelap!" katanya dengan nada puitis, sebelum kemudian menaiki sepedanya
Jaja semakin bingung melihat ulah temannya itu.
@@@