"Namun tetap saja hal ini saya kurang mengetujuinya." protes Ratu lagi.
Raja tersenyum menenangkan,
"Jangan terlalu khawatir. Kanda sudah mendapat informasi kalau peraturan yang ada di sekolah itu sangat ketat. Disiplinnya juga sangat dijaga. Tata krama dan juga tingkah laku para siswa diarahkan dengan baik oleh pihak sekolah. Seragam yang mereka kenakanpun sangat sopan dan ada aturan yang berlaku untuk setiap pemakaian seragam. Murid tidak bisa menerima tamu yang tidak ada hubungannya dengan proses belajar mengajar, kecuali orang tua mereka. Peraturan yang diterapkan di sana benar-benar bagus dan ketat" jelas Raja.
"Tapi bagaimana bila gangguan itu datangnya dari para murid yang belajar di sana?" tanya Ratu lagi.
"Dinda, murid-murid yang belajar di sana, bukan murid-murid sembarangan. Mereka semua adalah pemuda pemudi yang lolos seleksi yang sangat ketat. Ada tingkat prestasi dan pencapaian nilai yang menjadi pertimbangan untuk bisa belajar di sana. Sekolah itu merupakan tempat berkumpulnya siswa-siswa berprestasi dan cerdas. Mereka tidak akan segan-segan memberikan beasiswa bagi murid-murid tak mampu yang prestasinya bagus dan men DO siswa kaya tapi tanpa prestasi. Ada target nilai yang tinggi yang diterapkan di sekolah itu setiap tahunnya, yang wajib dipenuhi. Jika mereka tidak bisa memenuhinya, walaupun mereka sudah lolos seleksi awal dan belajar di sana, sekolah tetap akan men DO mereka. Semua siswa yang belajar di sana, akan lebih sibuk memikirkan target nilai yang harus mereka capai, dibandingkan mengganggu Pangeran. Mereka pastinya tidak mau di keluarkan dari sekolah yang memiliki prestasi dan nama sebagus itu"
Ratu menundukan kepalanya pasrah,
"Jika Yang Mulia sudah mempertimbangkan segala sesuatunya dan merasa ini adalah keputusan terbaik bagi Putra Mahkota, saya hanya bisa mengikuti perintah Yang Mulia"
Raja tersenyum lembut pada Ratu,
"Dinda, Kanda mengerti semua harapan dan keinginan Dinda pada Pangeran Ivan. Kanda pun menginginkan hal yang sama" Raja menghela nafas.
Raja lalu meraih cangkir teh dan meminumnya. Sementara Ratu mengamati Raja dengan ekspresi sayang. Raja kemudian kembali meletakan cangkir teh dan menerawang dengan ekspresi sedih,
"Namun dibalik semua harapan dan keinginan itu, kita juga harus ingat. Pangeran masih sangat muda. Semestinya diusianya yang sekarang, hal-hal yang harus dilakukan dan dipikirkannya hanyalah belajar sambil menikmati masa mudanya. Berkumpul dengan teman-teman seusianya, juga pasti menjadi hasrat hatinya. Namun dia tidak bisa seperti itu. Setiap langkahnya, harus ada yang mengawasi. Apapun yang dilakukannya, harus dipertimbangkan baik dan buruknya serta pengaruhnya bagi image kerajaan. Semua teman-temannya, harus selalu diseleksi. Apa yang dia makan, apa yang dia kenakan atau apapun yang dia inginkan, semuanya ada yang mengatur dan Pangeran mau tidak mau harus melakukannya. Jika saja Pangeran Ivan bukan seorang pemuda yang bijaksana, Kanda yakin dia sudah lama berontak dengan semua keadaan ini seperti para pemuda lain pada umumnya" Raja menatap Ratu lembut. Ada sinar penuh kebanggaan di matanya, "Tapi kita sungguh beruntung memiliki seorang anak yang begitu berbakti dan bisa mengendalikan diri. Rakyat juga dianugrahi seorang calon pemimpin yang bijaksana dalam mengambil setiap tindakan. Oleh sebab itu, jika memang ada keinginan Pangeran yang bisa kita ikuti dan itu tidak melanggar aturan, apa salahnya jika kita sedikit memanjakan dirinya" terang Raja.