"Udah gelap aja nih, mending balik ke hotel, dinner! Besok masih banyak agenda", kata Luna berbicara sendiri.
"Mana Aldo?", Luna mencari-cari Aldo di air. Di pantai juga tidak ada. Masak iya Aldo balik ke hotel? Gak mungkin.
"Aldo!!!!! Hun!!!!", teriak Luna ,"Kamu dimana? Jangan bercanda ah, udah malam nih!".
Luna mulai cemas, Aldo bukan tipe orang yang suka bercanda seperti ini.
"Aldo!!! Hun!!! Kamu di mana?", teriak Luna kembali. Tapi suaranya hilang ditelan deburan ombak.
Luna berlari ke hotel dan memeriksa kamar ,"Masih terkunci!", Luna hampir menangis. Jantungnya berdegup kencang, tidak mungkin Aldo bercanda keterlaluan begini.
Dia lari lagi ke pantai, sekarang Luna masuk ke air, mencari-cari.
"Aldo!!! Aldo!!!", teriakan Luna hilang ditelan deburan ombak lagi. Dia mulai putus asa.
"Ya Tuhan, masak iya sih? Ya Tuhan tolong...!", Luna mulai menangis, dia meremas-remas tangannya. Airmata deras mengalir di pipinya.
"Aldo jago berenang, jago diving, masak iya sih?", Luna mulai meracau sendiri. Seperti orang linlung, dia berlari ke sana kemari, berteriak sampai suaranya parau.
Luna berlari ke hotel.