"Luna, ada apa? Gimana Bali?", suara Mami terdengar ramah dan ceria.
"Mami....!!!!", Luna menjerit sekuat tenaga ,"Mami, Luna udah gila Mami! Luna udah gila!".
"Luna, ada apa Nak? Ya Tuhan, ada apa?", suara Mami gemetaran karena takut.
"Luna, ada apa?", suara Papi terdengar di seberang. Dalam dan berwibawa. Tapi tetap tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
"Papi...!!!", Luna menjerit lagi, kali ini suaranya melemah. Dia terjatuh, hampir pingsan. Papi satu-satunya selain Aldo yang bisa memberi rasa aman bagi Luna.
"Luna! Luna, dengar Papi! Luna! Luna!", Papi berteriak dari seberang ,"Kamu tenang, bilang ada apa!".
"Aldo hilang Pi", Luna berbisik setengah sadar setengah linglung ,"tenggelam berenang di laut! Aku... pantai... tertidur...". Kalimat Luna mulai tidak jelas, dia linglung dan pingsan.
Pak Polisi yang sedari tadi menunggui Luna mengambil telepon genggamnya.
"Halo! Luna! Luna! Jawab Papi! Luna...!", suara Papi masih terdengar dari seberang. Suaranya meninggi dan tercekik, tidak dalam dan berwibawa seperti biasa.
"Selamat Malam Pak, dengan Kapten Robi di sini. Saya dari kepolisian Pak. Saya mendampingi anak Bapak, Mbak Luna di sini.", Pak Polisi yang bernama Kapten Robi berbicara menggantikan Luna.
"Selamat malam Pak. Ada apa sebenarnya Pak? Saya benar-benar khawatir!", tanya Papi Luna.