Polisi itu kaget dan terjengkang. Tapi dengan sabar dia bangkit dan merangkul menenangkan Luna lagi.
"Berdoa Mbak, berdoa.", bujuknya sambil merangkul Luna dengan sedikit paksaan karena Luna masih berontak. Sekarang bahkan suara Pak Polisi itu mulai terdengar serak. Luna melihat dia hampir menangis juga.
"Diam! Aldo masih di sana tadi! Aldo masih di sana! Diam! Ya Tuhan, tolong...!", lolong Luna.
Berpuluh-puluh orang mengelilingi Luna yang menggelosor dari kursi jatuh terduduk di lantai lobi hotel. Semua memandang iba, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Butuh hampir dua jam untuk Luna menenangkan diri dari shock. Tidak terhitung kata-kata hiburan yang lalu di telinganya hanya berupa dengungan tidak bermakna.
"Ya Tuhan, tolong aku! Kuatkan aku!", Luna menangis terisak-isak, tangannya terkepal, dan matanya tertutup.
"Tidak mungkin aku telepon Papa dan Mama Aldo, apa yang harus aku bilang? Aldo mati! Hilang tenggelam di dalam laut? Aaaaaahhhhhh... Aldo!!!", Luna menjerit lagi.
"Aku harus telepon Mami!", kesadaran Luna muncul.
Dia bangkit dan mencari-cari telepon genggamnya.
"Ini Mbak.", kata Polisi tadi.
"Terimakasih", kata Luna.