"Ada lalat nakal," katanya tersenyum.
Syafri sadar bahwa Widy memperhatikan. Â Wajar, tadi dia tidak suka ada laki-laki melirik Widy.Â
"Itu pelajar SMA Santa Ursula. Di Jakarta, sekolah swasta lebih digemari dibanding sekolah negeri. Kualitasnya lebih bagus, kata tanteku."
"Sekolah untuk perempuan semua."
"Untuk laki-lakinya ada di SMA Kanisius," ucap Syafri.
"Kang Syafri sekolah di sana?"
"Nggak,! negeri juga. Sekolah peninggalan Belanda daerah sini juga, sama seperti sekolah negeri. "
Selesai makan mereka berkeliling Pasar Baru. Â Widy berhenti melihat Toko Kain Bombay.
"Ya, pemiliknya orang India. Â Aku pernah membeli baju di sini. Â Setahu aku masyarakat keturunan India Indonesia antara lain di Pasar Baru atau di Medan?"
Mereka kemudian mencari masjid dan salat. Â Kemudian kembali ke Cikini. Â Syafri dan Widy mengepak baju bersiap untuk ke Menteng. Â Sebuah oto menjemput.Â
Syafri mengenali pengemudinya."Azrul!" Â Mereka berpelukan. Â Lalu dia mengenalkan ke Widy. "Ini sepupuku. Dia tidak bisa datang ke pernikahan kita kemarin."