Mereka pulang habis maghrib. Â Syari dan Azrul masih terperangah. Â Istri mereka berdua hanya tersenyum saja penuh kemenangan.
"Memangnya anjeun tidak takut berkelahi?" tanya Syafri.
"Tidak, aku membayangkan sedang menghajar Hardja! Kebetulan wajahnya mirip dan badannya sebesar itu juga!"
"Kalau aku, ingin kasih tahu mereka perempuan Karo gagah dan galak!" celetuk Norma.
Angku Mansyur berkacak pinggang menyaksikan Lutfi pulang dengan wajah lebam. Juga melihat Widy dan Norma."Pasti Wahang, yang buat gara-gara!"
"Sudah mandi sana, habis Isya tamu-tamu pada datang!" kata Istri Angku.
Syafri pucat. Dia mendekati Widy ketika mereka di kamar. "Anjeun nggak apa-apa?" Dia merasa malu tidak membela Widy kali ini.
Widy diam. Tapi kemudian mencium pipinya. "Aku justru takut kalau kamu berkelahi untuk aku lagi."
Lalu dia mengambil handuk dari ranselnya.
"Ada yang tidak aku katakan pada kamu. Bukan Hardja yang memulai perkelahian di malam tahun baru dengan di Hotel Preanger. Tetapi aku yang menghajar crossboy yang menggedor mobil Kang Hardja.Crossboy itu terjatuh dan aku menendang muka dan membantingnya. Â Crossboy itu marah kepada Kang Hardja karena adiknya dihajarnya di Dago karena melewati dia tanpa berpisah sebagai seorang berdarah bangsawan."
"Kenapa crossboy tidak lapor polisi?"