"Kita ada di alam Widy," Syafri tersadar.
"Kalau ada apa-apa aku menemanimu, ikut menanggung."
Syafri pun berlutut di kaki Widy yang duduk. "Aku bersumpah tidak akan menyakiti hati Widy. Â Biar aku diazab Tuhan apabila aku mengkihanatimu. Â Kalau ada perempuan lain yang ingin masuk atau aku dipaksa meninggalkanmu, lebih baik aku mati di gunung."
Widy berdiri dan terperanjat. Dia terdiam. Â Dia membiarkan Syafri memeluk kakinya. Tangannya kemudian membelai rambutnya.
Lalu dia berkata."Kita ada di alam bebas. Aku percaya itu keluar dari hati Aa. Hargai perempuan ya? Aku hanya minta itu! Sok atuuh berdiri! Yuk kita jalan lagi!"
"Ya, aku jadi pengawal Widy."
"Mmh, kamu tahu tidak perceraian di Jawa Barat itu tinggi? Itu membuat aku takut cepat menikah. Â Kebanyakan yang cerai itu yang menikah muda!"
"Iya, tetapi banyak alasan ekonomi. Tetapi juga ada yang laki-lakinya menikah lagi begitu saja! Bahkan ada yang tidak menafkahi anaknya. Aku pernah wawancara!"
"Kamu tidak akan begitu ya? Ingat sumpah kamu tadi!"
"Iya!"
Mereka kemudian membereskan tas dan melanjutkan perjalanan.