"Sebanyak 48 organisasi yang kirim wakilnya dalam rapat akbar. Bukan main.
"Usir Brandon dari Indonesia!" teriak seorang demonstran. Â Seorang pemuda sebaya Syafri. "Stop Rock n'Roll!"
"Kau tahu namanya. Henry Jasmin, urang kampung mu. Dia kader komunis, memalukan. Urang-urang di kampungnya pada resah," kata laki-laki.
"Aku mah tidak tahu kampung itu Bang Rinaldi. Aku mah ingin jadi urang Bandung!" jawab  Syafri dengan agak keras.
"Wahang, bagimana? Kepikat sama Mojang di sini seperti Marah Rusli itu," katanya bersungut-sungut.
Syafri diam saja. Dia melirik Widy. Mojang itu diam saja. Juga kedua temannya. Sementara demonstrasi makin ramai. Â Mereka berteriak anti kecabulan.
"Kok, cabul? Yang cabul bukan rock n roll, tetapi yang ada dalam pikirannya. Aku dimaki Bapakku. Â Dia kebetulan sama Hadidjah Salim tahu aku ikut dansa sama gengku."
"Politisi Masyumi itu? Alamak. Pasti dia galak sekali! Kau dansa dengan siapa?"
Rinaldi tertawa. Â Tetapi dia melihat Syafri begitu dekat dengan Widy. Langsung dia paham. Â "Baik, adik, Abang permisi dulu!" Dia tertawa tidak mau menganggu temannya.
"Sudah siang? Makan Yuk! Kalian mau ikut?" ajak Syafri merasa mendapat bahan yang cukup.
"Nggak lah, Widy saja. Kami ada perlu," kata Maria dan Putri tertawa meninggalkan Widy. Â Gadis itu tidak menghindar.