Mereka bercakap-cakap melalui telepati.
Ayah Delisa adalah petinggi kepolisian di Polda Jawa Barat baru saja menyelesaikan administrasi, ketika berapa anggota polisi menghampiri Adinda.
"Adik dipanggil ke markas karena terlihat di apartemen sedang naik ke atas?" kata seorang polisi.
Ayah Delisa yang stres semalaman memandang ketiga anggota polisi dari kepala hingga akhir. "Ngawur kalian! Itu anak bersama kami di atas sana!"
Adinda tetap tenang menonton televisi.
"Tetapi ada saksi yang melihat mirip dia meninggalkan apartemen?"
"Kamu percaya saksi atau percaya saya? Ada puluhan CCTV di rumah sakit ini yang bisa membuktikan anak ini di sini menengok anak saya. Nanti ketemu di kantor. Sekalian ingin tahu perkembangan  kasus tabrak lari anak saya! Kembali sana! Kalau belum puas, saya ajak anak ini bertemu penyidik kalian dengan rekaman CCTV!"
Ketiga polisi itu meninggalkan rumah sakit dengan wajah merah padam. Â Atasannya baru saja dapat tekanan dari ayahnya Yusron yang punya koneksi di polisi untuk segera menyelidiki kematian anaknya.
Ketiganya berpapasan dengan dokter yang menangani Delisa yang geleng-geleng kepala. Dia datang bersama dua satpam.
"Saya sudah bilang sama mereka, semalaman anak itu di sini Dok!"
Bu Mia kemudian mengajak Delisa dan Adinda meninggalkan rumah sakit. "Yuk, sarapan bareng!"