Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Dua Pendatang Misterius Tiga Belas

9 Februari 2024   20:40 Diperbarui: 9 Februari 2024   20:42 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ihttps://wallpapersafari.com/mysterious-girl-wallpapers

Pengemudi mobil ini anak orang terpandang. Bapaknya pemilik tambang nikel.  Nama anak itu  Yusron Wibowo,eksekutif muda pemilik berapa unit apartemen di kawasan KBU. Dia melepas stresnya dengan booking seorang mahasiswi sebuah universitas di Bandung yang semalaman digelutinya. Walaupun dengan  bayaran cukup besar.

Dia bangun agak siang dan melihat masih ada yang tidur di sebelahnya.  Dia memilih tidak membangunkannya.  Namun ketika dia masuk ke kamar mandi ada tulisan dengan lipstick di kaca: "Bang aku pamit ya, ada Kuliah pagi.  Dari Nabila."

 Yusron terperanjat, dia segera keluar ingin tahu siapa yang tidur di sampingnya. Ternyata spreinya penuh darah.  Dia membuka selimutnya dan melihat mayat dengan kepala berdarah.

Dia memegang kepalanya. Nggak habis berpikir.  Bagaimana bisa sampai ada. Nggak mungkin Nabila pelakunya. 

Di daun jendela apartmen mendadak muncul seorang remaja berambut sebahu  dengan kacamata serupa Adinda.

"Siapa kamu? Bagaimana bisa masuk ke sini tanpa kartu akses?"

"Kartu akses buatan manusia, yaaa? Itu sudah kuno. Kalau mau saya masuk pun nggak akan ada di CCTV. Tetapi  di luar saya terlihat kok, lagi bawa mayat terungkus selimut. Sengaja. Biar seru sedikit untuk polisi. Bahkan CCTV bisa melihat wajah saya kok.  Saya jawab pertanyaan kedua dulu."

Yusron menghampiri dengan marah, tetapi remaja itu tenang. "Mau bagaimana menyelesaikannya? Abang lapor ke polisi menabraknya. Paling reputasi Abang dan ayah Abang hancur. Dihukum ya, karena konesi dapat berapa bulan. Tetapi akan terus menghancurkan Abang."

"Opsi kedua lebih sederhana, Abang ikut saya turun ke bawah instan tentunya tidak pakai lift atau tangga? Atau opsi ketiga Abang mau ditemukan dengan mayat itu di ranjang Abang?"

Yusron ingin menangkapnya, tetapi remaja putri itu bergerak gesit menghindar, tahu-tahu di belakangnya.

Televisi tiba-tiba menyala dan siarannya adegan percintaan Yusron dengan mahasiswi itu yang membuatnya semakin heran, berarti remaja itu sudah semalaman di kamarnya dan tak terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun