Hiyang Ridara muncul dari kamuflasenya, kemudian menghilang setelah mengambil tabung.
Adinda keluar dan tersenyum. Selamat jalan Delisa. Tetapi sebagian dari kamu akan hidup kembali kok. Aku nggak akan membiarkan penabrakmu.
Di luar dokter dan suster masih mengobrol dengan Bu Mia.Â
"Aku mendoakannya Bu, semoga Tuhan menyelamatkannya," ucap Adinda. "Ibu di rumah sakit menginap? Aku ikut ya? Besok masih libur kan?"
Adinda izin dengan Oma Nursanti yang paham cucunya dekat dengan Sang Guru.Â
Dia tidur di karpet yang dibawa ibu gurunya dengan tenang hingga besok pagi.Â
"Mama, Dinda bangun!" Â Delisa tiba-tiba sudah berjongkok dengan mereka memakai piyama rumah sakit dan kepala masih diperban, tetapi nggak diinfus lagi.
Dokter dan suster datang tergopoh-gopoh, Bu Mia beteriak histeris dan memeluk anaknya. Â Ini bukan mimpi atau roh anaknya.
Adinda pura-pura terbangun. Lalu menangis haru.
Di sisi lain dia memerintahkan sesuatu melalui telepati. Â Bereskan pengemudi mobil itu. Jangan sampai salah sasaran.
                                     ***