Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (7)

21 September 2020   09:29 Diperbarui: 21 September 2020   09:36 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Pengajar.co

"Bukan itu saja.  Pesawat kami bukan satu-satunya yang menyusul anjeun. Tetapi ada pesawat lain dari Preanger. Entah siapa. Apa tujuannya. Bahkan dia lebih cepat dari kami, ketika menempuh lubang cacing," Sisil ikut berkomentar.

"Apa?" Aku terperanjat. "Saha?"

"Guru sudah berapa lama di sini? Waktu Bumi?" tanya Ambu.

"Tujuh bulan."

"Syukurlah, Kami kira menemui anak cucumu. Lubang Cacing membuat segala kemungkinan," sahut teteh Ira.

"Anjeun bertemu anakku atau keturunannya?" potong teteh Mayang.

"Belum Teteh. Tapi Kerajaan Pasir Batang menyerang negeri yang namanya Kabandungan. Mungkin itu negeri anak teteh, dan mereka juga ada bawa motor capung."

"Kabandungan? Mungkin itu tempat anakku dulu tinggal. Tepatnya kota Bandung dalam sejarah nenek moyang kita dulu," papar teteh Mayang.

Para tamu diajak Purbasari ke bangunan lain yang memang untuk para tamu. Mereka dijamu.  Samuel bercerita soal patroli untuk melacak keberadaan aku selama seminggu mereka di Bumi.  Ada satu insiden yang tak terhindar dengan orang-orang yang kemungkinan tentara bayaran dari Atlantis, ketika patroli darat bertemu. Patroli kecil hanya tiga atau empat orang dan semua terpaksa ditewaskan.

Ambu membelai rambutku dan dokter  Oscar memeriksaku.

"Jadi anjeun sudah menikah dengan perempuan ini," ucap Ambu. Tak ada rasa penolakan. Suaranya lembut. "Ini gadis dalam mimpimu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun