Aku mengangguk. Seperti orang yang berkulit putih, tentara sewaan Pasir Batang mengira lebih superior karena kulitnya putih dan punya teknologi. Mereka dengan Purbararang saling memanfaatkan.
"Purbasari ini tadinya...."
"Ambu sudah dengar ceritanya dari adiknya Purbaleuwih. Dia harusnya jadi ratu?"
Mayang dan Ira tampak geram. "Kami kira Sang Kuriang atau keturunannya sudah berkuasa."
Dua bak air balerang sudah disiapkan untuk kami ditempat terpisah. Kami berendam. Hanya saja tambahan obat-obatannya berbeda. Oscar memberi tambahan obat anti alergi berbentuk tablet.
Sore hari pengobatan pertama selesai. Â Wajah Purbasari lebih cerah, walau bintik-bintik hitamnya belum rontok. Perawat mengoles salep ke setiap bintik hitam.
Sementara aku menyaksikan beberapa bulu mulai rontok. Â Tentu perlu waktu.
Warga desa mengelilingi seorang perawat yang  mengaku bernama RimaTalisa dan prajurit bernama Tika Dayanthi. Mereka terpukau karena Tika suaranya lembut, kerap berdendang sambil berjaga. Ketika dia bernyanyi, maka para perempuan dan laki-laki melengggok.
Sementara Rima merawat rambut Purbasari dengan telaten. Rima mampu membuat rambut para perempuan di sini menjadi lebih bersih, karena ramuan yang dibawa dari Titanium.
Mereka menanyakan mereka apakah mereka bidadari dari Kahyangan. Para orangtua anak-anak itu sering bercerita soal bidadari dari kahyangan. Cantik dan pandai bernyanyi.
"Nanti kami ajarkan menyanyi dan berdandan," kata Tika geli. Â Â Â Â Â Â