"Itu kelemahanku, kalau saja semua negeri berpikir senjata tidak perlu, amanlah dunia ini."
Hatinya melebihi kecantikan wajahnya. Â Aku tak keberatan dipimpinnya. Â Penyakit akibat ulah Nyi Ronde sudah lenyap. Begitu juga aku sudha mulai normal. Tak sabar juga menunggu komentar Indrajaya.
Kami ngobrol di ruang tamu. Samuel kerap pergi, lalu balik lagi ikut nyeletuk. "Ingin tahu posisi Persib bagaimana euy!"
Terdengar lantunan lagu di luar, lah itu lagunya dari Band Caramel, lalu lagunya Lintang.
"Waduh giliran si Tika yang ngeracuni anak-anak di sini," kataku.
"Sudah jenuh, barangkali. Dia kan sebetulnya  remaja juga, " ucap Ambu.
"Aku juga ingin menari mendengarnya," sahut Purbasari berdiri dan melenggang. Manusiawi sekali. Dia tetap anak muda, walau pimpinan Capu Mandalayu.
"Kita sebetulnya dikepung, Nggak bisa keluar dari areal seputaran gunung. Patroli harus sembunyi-sembunyi untuk menghindari pertempuran terbuka. Kasihan rakyat di sini, pengungsi terus datang. Banyak dari negeri lain. Tetapi mereka juga tidak kunjung menyerang," papar Samuel.
"Telik sandi bilang aku bilang, Purbararang ada di Kabandungan sejak berapa bulan. Entah apa yang dilakukan. Dia sudah ditemui seorang asing entah apa yang dilakukannya. Purbararang dan Indrajaya tidak mudah memerintahkannya memimpin penyerangan ke tempat ini. Mereka sudah menugaskan panglima lain, mungkin orang asing."
"Mengapa tidak anjeun informasikan kepada kami?" ujar Samuel. "Orang asing itu dari Titanium juga entah siapa dan apa maksudnya."
"Aku tak mau merepotkan kalian. Sudah terlalu banyak berbuat."