Tetapi bukankah kehidupan itu lebih dari pada itu semua, mungkin Kohelet hanya berkaca pada akhirnya saja (dibaca: endingnya saja). Hal ini mungkin karena lelahnya dia merenungkan ra’ah rabbah pada kehidupan manusia, sampai-sampai nada negatif akan kehidupan ia lontarkan.Â
Tetapi walaupun kesia-siaan, yang menyakitkan dan kemalangan sangat menekan mengiringi jalannya kehidupan ini, semuanya tetap dalam kendali sang pemilik kehidupan itu sendiri. Jadi tidak perlu lagi menganggap kematian sebagai hal yang lebih baik dari pada kehidupan itu sendiri.Â
Yang jelas pengalaman dalam hidup ini sungguh beragam dan terkadang mengejutkan kita, sehingga kita menganggap hal itu adalah hal yang baru. Tetapi disitulah kenikmatan dalam menikmati hidup ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H