Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

You?

2 April 2017   13:07 Diperbarui: 4 April 2017   15:13 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ummi online

Anna terdiam. Sungguh tak menyangka kalau cerita indah itu akan berakhir seperti ini. Ia tahu betul betapa besarnya cinta Raisya pada Piyu. Dan ia pun tahu, bagaimana sikap Piyu pada Raisya akhir-akhir ini. Dulu memang Piyu sangat cuek dan mendiamkan Raisya, namun begitu semester akhir, Piyu seperti membuka hatinya untuk Raisya. Mereka pun terlihat mulai bisa menyesuaikan diri satu sama lain. Tentu saja jalan menuju komitmen terbuka luas. Maka sungguh keterlaluan, jika tadi malam Piyu berlaku seperti apa yang diceritakan Raisya.

Sewaktu kuliah dulu, Raisya dikenal sebagai gadis yang pintar, rajin dan periang. Selain itu, ia juga  memiliki semangat yang tinggi dalam belajar. Meski tidak termasuk tipe kutu buku juga, namun ia memiliki fokus yang jelas, kapan harus menyelesaikan kuliahnya. Di sisi lain, ia termasuk orang yang telat mengalami masa puber. Masa hingga tingkat tiga belum pernah sekalipun punya pacar. Ketika Anna menanyakan hal itu, Raisya hanya menjawab, “Belum pengen aza, belum nemu yang srek” ujarnya cuek, walaupun Anna juga tahu, kalau selama ini banyak yang suka sama Raisya.

Dan, sebagai sahabat, Anna bisa merasakan kalau sejak tingkat tiga akhir ada perubahan yang signifikan pada diri Raisya. Awalnya ia hanya memendam dalam hati dan hanya memperhatikan saja gejala itu, namun setelah sekian lama hanya menebak-nebak tanpa kepastian, Anna pun tergoda untuk menanyakannya langsung.

“Sya, kemaren waktu aku nganter ponakanku ke toko buku, aku ketemu Piyu disana,” pancing Anna suatu waktu, saat mereka sedang jajan di kantin.

Raisya yang sedang menyeruput es jeruk, segera melepaskan sedotannya, “Yang bener? Emang dia suka ke toko buku?” tanya Raisya sumringah. Anna merasa pancingannya berhasil.

“Kalau itu sih aku gak tahu, Sya, tapi mungkin juga sih, soalnya....”  jawab Anna sengaja menggantung, untuk melihat reaksi Raisya berikutnya.

“Soalnya apa, Ann?” selidik Raisya penasaran.

“Mmm, mungkin nyari literatur atau referensi terbaru biar pengetahuannya bertambah, dia kan hobi banget sama yang namanya ikan hias,” tebak Anna, sengaja membahas hobi-nya Piyu.

“Kalau itu mah aku percaya, soalnya yang namanya Piyu itu paling hobi sama yang namanya ikan hias. Coba Kamu tanya deh jenisnya apa? Asalnya dari mana? makanannya apa? Pasti dia akan jawab dengan lengkap, bahkan dia juga tahu nama latinnya apa? Dia sudah hapal di luar kepala,” jelas Raisya bersemangat.

“Masa sih Sya? Sampai segitunya?” tukas Anna, pura-pura penasaran.

“Ya emang gitu, Ann, mungkin dia salah masuk jurusan kali ya? Harusnya dia masuk biologi atau perikanan,” jawab Raisya mantap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun