“Ah, sudahlah, jangan sedih terus ya, Sya. Mungkin ini yang terbaik bagi semuanya,” kata Anna, bijak.
“Tapi Ann, hatiku masih saja sakit, aku masih belum bisa menerimanya,” ujar Raisya, getir.
“Aku ngerti Sya, tapi Kamu harus kuat, ya. Kadang sesuatu terjadi tidak seperti yang kita inginkan, aku yakin pasti ada hikmah di balik semua ini, dan Kamu pasti akan mendapat pengganti yang lebih baik dari dia,” hibur Anna, Raisya mengangguk, meski terlihat dipaksakan. “Lalu apa rencana Kamu, sekarang?”
“Aku gak tahu Ann, aku tidak mau apa-apa, aku ingin semuanya terhenti,” jawab Raisya dengan tatapan menerawang.
“Husy!” sentak Anna, lalu merangkul sahabatnya, “Sabar ya Sya, Kamu harus kuat, jangan menyerah! Karena pada dasarnya Kamu sudah menang, cintamu begitu tulus, jangan sampai ternoda oleh keputusan yang tergesa-gesa,” bisiknya di telinga Raisya, lalu mendekap sahabatnya dengan erat.
***
“Hai, Sya, udah lama nunggu ya, sorry telat, abis macet banget,” kata Anna beralasan begitu tiba di depan Raisya yang sudah menunggu cukup lama di depan gerbang Royal Mall. Hari ini sepulang kerja dari kantor masing-masing, mereka janjian untuk jalan bareng, biasa refreshing weekend, sekalian nyari sesuatu.
“Kebiasaan!” ledek Raisya, Anna hanya tersenyum.
“Ya udah, gimana, mau langsung hunting atau mau makan dulu?” tawar Anna.
“Mending nyari-nyari dulu, yu. Nanti baru makan, biar enak makannya,” ajak Raisya, Anna setuju. Lalu mereka pun berjalan menuju gerai-gerai yang ada di mall itu. Dan setelah puas mengumpulkan barang-barang yang diinginkan, mereka pun menuju foodcourt yang terletak di lantai paling atas. Rupanya mereka sudah mulai kelaparan. Di luar, malam mulai menjelang. Tapi mereka tak peduli, toh besok hari libur.
Mereka pun memilih sebuah tempat makan yang menyediakan menu impor, mungkin hanya untuk sekedar memanjakan lidah mereka dengan sensasi rasa yang berbeda. Selain itu, suasananya cukup nyaman dan santai, karena pengunjungnya tidak begitu banyak.