"Makasih udah dateng, Bim. Kamu lekas lulus, biar bisa cepet nikah, kayak aku."
Aku tertawa kecil. Tujuan akhir hidup akan kumulai di akhir tahun, setelah aku lulus kuliah.
Kubalikkan tubuh dan bergabung dengan keluarga yang sedang asyik menggodaku. Kutahu, lelaki yang dijodohkan denganku akan datang di hari istimewaku. Semalam ibu mengabarkannya padaku.
"Sebentar lagi, kamu akan bertemu calon suamimu. Dia datang sama bundanya."
Tak ada yang bisa kukatakan di depan anggota keluarga. Untuk memprotes keputusan orang tua juga percuma.Â
"Tiara, ke sini, Nak! Ada Tante Endah sama Mas Abim!"
Aku yang sedang merenungi nasib, tergagap. Aku mendekat ke arah ibu dan sahabatnya. Namun, aku menghentikan langkahku.Â
***
"Kenapa nggak bilang kalau kamu itu Abim?" sungutku.
Bima tertawa lepas mendapatkan pertanyaan konyol dariku.
"Kamu tahu sendiri kan, Tya... oh...bukan! Tiara maksudku. Aku Abimanyu. Sama bunda disapa Abim."