"Mbak, tadi Mbak Yani telepon ke nomormu."
Lia mengabarkan itu setelah aku selesai menunaikan shalat.
"Ya, aku akan hubungi Mbak Yani."
Lia mengangguk.Â
"Maaf, aku bikin Mbak jadi kacau," ucap Lia dengan suara lirih.
"Nggak, Lia. Nggak masalah."
"Tapi tadi Mas Bima marah sama Mbak."
Aku tercengang. Lia menundukkan kepalanya.
"Yang telepon itu siapa sebenarnya?"Â
"Eh...itu. Mas Bima, dengan nomor Mbak Yani."
Belum sampai aku menanggapi perkataan Lia, kudengar suara motorku di luar kos. Segera kukenakan jilbab.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!