***
"Kamu ini gimana, Tya? Tadi sore ada program kamu, 'kan? Malah pergi seenaknya. Nggak mikirin orang di posko?"
Aku terkejut. Kutepuk dahiku. Bagaimana bisa aku lupa jadwal pelaksanaan programku?
"Astaghfirullah. Aku lupa, Bim! Maaf."
"Sebenernya kamu kenapa sih? Tadi sudah dicari sama Dion, tahu!"
"Kalau aku lupa, gimana dong?"
Tiba-tiba kepalaku dijitak keras.Â
"Makanya fokus! Nggak mikirin Dion saja!"
"Hah? Kenapa semua orang ngira aku mikirin Dion sih?"Â
"Terus, kamu mikir apa?"
Suara keras Bima membuatku takut. Aku tak berani menatap wajahnya yang terlihat tegang. Kugelengkan kepala.