Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pantang Pulang Sebelum Padam

11 September 2023   19:46 Diperbarui: 11 September 2023   20:28 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menghilangkan kejenuhan, biasanya aku mengisi waktu dengan mempelajari peralatan pemadam kebakaran yang ada di kantor. Semua peralatan itu harus siap digunakan sewaktu-waktu.

*

Akhirnya saat yang kutunggu-tunggu tiba juga. 

Raungan sirine pemadam kebakaran pada jam 02.00 dinihari, seakan membangkitkan gelora jiwaku. Aku siap bertaruh nyawa demi menolong sesama! 

Bergegas regu kami bersiap untuk berangkat ke TKP. Sebagai "junior" aku diberi tugas untuk memback-up para seniorku. Kami segera naik ke mobil pemadam kebakaran dan mobil yang dikemudikan pak Waluyo pun meluncur kencang. Pak Waluyo memang piawai mengemudikan mobil pemadam kebakaran.

Mendekati TKP aku jadi bingung, kok tidak ada tanda-tanda cahaya api atau asap di angkasa? 

Saat tiba di TKP, sama sekali tidak ada tanda-tanda rumah yang terbakar. Dari petugas satpam setempat didapat keterangan bahwa tidak terjadi kebakaran di wilayah itu. Pak Siswanto segera menghubungi markas melalui radio, dan akhirnya disimpulkan bahwa itu adalah panggilan palsu!

Oh, inikah tugas pertamaku? ... Hanya melayani penelpon iseng ditengah malam? ... Oh!

"Bekerja di pemadam kebakaran itu memang banyak dukanya. Makanya, kami sudah dilatih untuk selalu bersikap sabar untuk menghadapi berbagai kondisi yang terjadi di lapangan." kata pak Siswanto.

Hmm, inikah salah satu duka seorang petugas pemadam kebakaran seperti yang dialami teman-teman?

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun