"hh... ya, begitulah. Semakin sulit untuk move on,"
Aryo membiarkan sahabatnya melamun asal tidak ketiduran saja dan jatuh ke belakang.
***
BAGIAN KETIGA : HASRAT
Seakan Tuhan berkehendak, Andre lagi -- lagi lolos tahap selanjutnya bahkan di tahap pemeriksaan kesehatan yang terakhir ini. Apakah karena orang dalam? Apakah ada permainan? Andre tidak mau mencari tahu. Yang jelas secara  sembunyi -- sembunyi Andre telah Memasukan berkas untuk seleksi mendapatkan beasiswa kedokteran bahkan sampai memalsukan tanda tangan ayahnya.
Kemudian mimpi buruk itu menjadi kenyataan. Hal yang paling ia takutkan akhirnya terjadi. Memang sejak pagi ia terbangun, tubuhnya keringat dingin. Ada sensasi senang tapi juga rasa bersalah yang tertimbun saling menindih dalam batinya. Begitu kuat ia melerai, matanya tak kunjung berpaling. Dia kini berada di dalam ruangan bersama dengan sekelompok pemuda yang hanya menggunakan celana dalam atau boxer. Batinnya bergulat. Darahnya berdesir. Pusing tujuh keliling. Tiba -- tiba saja tanpa diminta libidonya meningkat.
Mati aku!
Tekanan darah naik, dada berdegup kencang.
Sadar!! Sadar! Lo Laki -- laki.!
Seseorang bergeser mendekat. Wangi parfumnya lembut memberi pertanda tubuh mereka semakin merapat. Di sebelah kanan Andre
"tegang, ya? Sama aku juga tegang"
"Waduh.. aku grogi banget," sahut si celana dalam berwarna kuning disisi kiri Andre