BAGIAN PERTAMA : BIMBANG
Mereka bertemu di parkiran setelah apel pulang. Aryo sudah membaca pengumuman di papan informasi dekat ruang registrasi jadi sambil tersenyum lebar dan bangga Aryo menanti sahabatnya datang mendekat. Tapi raut muka Andre kelihatan kusut.
"Lu kenapa, wajah kayak air comberan kayak gitu? Gak jelas banget"
"Gua lagi bingung, Yo!," sahut Andre dan langsung duduk di emperan tempat parker di bawah pohon sukun yang cukup rindang. Motor Aryo terparkir disitu.
"bingung kenapa lagi paduka raja? Bukannya seharusnya lu seneng lolos seleksi administrasi, bikin suasana hati gue jadi keki."
Andre tidak menyahut. Pikirannya berkelebatan tak menentu
"Hh...entahlah. Gua takut"
"takut? Ya emang sih... jadi polisi itu banyak resikonya. Tapi lu pasti bisa. " sahut Aryo berusaha menghibur. Dia membuka tutup botol minuman mineralnya dan hendak meneguk air. Rasanya udara sangat panas disitu.
"Jujur, ini bukan impian gua. Gua maunya jadi dokter. Dokter kecantikan! Gua mau mundur aja"
Serta merta Aryo menyemburkan air yang nyaris berada di tengah kerongkongannya
"uhuk -- uhuk -- uhuk! Barusan lu bilang apa? Lu udah gila? Bisa mampus lu kena tembak sama ayah lu. Nggak pikir apa resikonya,"