Saat itu Pukul 1 siang saat Andre tiba di ruangan ICU. Ayahnya sudah tidak ada harapan. Matanya terus menutup. Bibirnya kaku, dan hanya ada selang oksigen membantu pernapasanya. Menahan laju kematiannya.
"Yo, papa sudah lama disini?"
Pada saat Andrea menangis dibahu Aryo itulah baru Andrea tahu kalau ayahnya masih hidup. Tempat tinggal mereka sudah tidak lagi di daerah yang dulu karena ayah Andrea dipindah tugaskan ke Batalion yang lain di pusat kota jadi Andrea sama sekali tidak memiliki informasi apapun tentang keluarganya. Dahulu yang biasa bercerita tentang semuanya itu adalah almarhum ibunya. Tapi itu sudah bertahun berlalu.
Andrea memandang wajah ayahnya dengan perasaan biasa.
"dua puluh delapan hari,"
"siapa yang mengurusnya?"
"Arman dan isterinya dan anaknya"
"Kenapa kamu nggak pernah cerita?"
"gue takut...jika kamu belum siap, kamu jadinya bisa bertindak macam -- macam, nanti" nada bicara dan cara bicara Aryo terdengar dewasa. Aneh tapi menenangkan
Andre duduk di bangku sambil mengelus tangan ayahnya ketika tangis dari ruangan sebelah membahana.
Sementara itu