Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Cerita Aneh dari Giriomote

19 Januari 2017   18:11 Diperbarui: 19 Januari 2017   18:17 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian si Tua itu menegurku kembali. Katanya, “Tampaknya sibuk sekali, kau, Nak. Sedari tadi, kau terus saja bercakap dan bercakap dengan dinamika suara yang rancak.”

“Begitulah, Mbah,” ujarku berupaya merenda senyum manis. “Barangkali karena di tempat asalku, aku terlalu banyak menghirup karbon monoksida sehingga pikiranku tak pernah jernih.”

Setelah berdeham-deham, mengosongkan kerongkongannya, si Tua itu kembali beromong-kosong perihal piarannnya, “Nah, yang bertanduk melengkung spektakuler itu namanya Mouflon. Sedangkan ini, Soay, walau paling imut, ialah yang paling lincah. Si Soay juga selalu menjadi yang terdepan dalam upaya pencarian gadget pembodoh otak manusia.”

Bharal, Mouflon, Soay, fiuh, di kehidupan sebelumnya kakek ini pastilah seorang Mamology?Mastology?

“Sedangkan yang bertampang lugu-kampungan, namanya Menda. Adapun yang terakhir itu, yang paling aneh itu, nah ya itu,” sambil menunjuk mahluk pemalu bertampang ganjil. “Itulah si GoldenTakin.”

Syukurlah, Kakek itu mengakhiri ‘kuliah’nya dengan senyum kebijakan yang kubalas masam. Rugi, merenda senyum manis toh yang kuhadapi bukan Hamish Daud Wyllie. Loh, loh, kok aku kian ngawur? Hm, hm, ini pasti ulah si Mo-Qarin yang sedang blusukan di jutaan saraf otakku.

Tentang si Tua dan para abdinya, tadinya sempat kukira ini kelas biologi yang khususon membahas mamalia vegetarian. Tapi si Tua benar tentang keanehan asuhannya itu. Lihatlah si Takin itu. Wajahnya indo, perpaduan antara domba, kambing dan antelop. Benar-benar mahluk yang aneh. Lebih anehnya lagi, ia masih hidup hingga hari ini. Kemana para pemburu liar? Biasanya mereka ahlinya genosida binatang aneh untuk diperjual-belikan di pasar remang-remang, karena lampu petromaksnya sengaja tak dipompa?? Pemburu sadis tapi takut dicokok jagawana.

Usai dinyatakan lulus dari ritual bongkar-muat-sita itu, aku bermaksud melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda karena bonus perkenalan itu. Tadinya mau kupakai kata ‘taaruf’. Tapi sepertinya tidak tepat. Lebay. Lagipula, siapa yang mau kawin sama kambing? Ah, siapa ini yang ngelantur? Lou? Patt?

“Helloou? Misi belum tercapai.  Berhentilah melantur, dasar lebay!” suara itu mengingatkan.

“Oke,” sahutku kalem. “Siapa mau melantur, kalau bukan karena handai-taulanmu itu!”

Memang, diantara sekian banyak pertikaian yang melelahkan itu, adakalanya suara itu berlaku bak seorang karib kental. Sebaliknya akupun demikian, tak jarang aku mengingatkannya agar tak menyombong, tahu diri sedikit selayaknya seorang penyusup gelap. Kamipun bicara dari hati ke hati. Walaupun pada akhirnya, aku terjebak dalam monolog abadi. Mereka itu, Jie-Row-Lou-Patt-Mo, memang ahlinya mengerjai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun