Menangkis gesit dan beberapa kali membiarkan tubuhnya tertusuk pedang, yang dengan keajaiban tak terduga luka itu cepat kembali sembuh.
Li Hwa telah melancarkan jurus Pedang Mengacau Lautan tertinggi miliknya namun tidak sedikit pun mampu membuat Naga Putih itu benar-benar terluka berat.
Suatu ketika sepasang kaki depan Naga Putih berhasil menangkap Li Hwa. Menangkap lalu mencengkramnya kuat, membawa ke arah mulutnya yang lebar menganga.
Mata putih menyorot tajam, gigi taring panjang meneteskan liur, dengus nafas keluar dari sepasang hidung yang selebar sumur.
Li Hwa sudah pecah nyalinya, ia tidak
menyangka bahwa akhir petualangannya harus mati dimakan oleh Naga Putih jadi-jadian.
Badannya sudah menggigil ketakutan, apalagi ketika ia merasakan air liur naga jatuh mengenai tubuhnya terasa dingin.
Benar-benar di ujung kematian ia kali ini. Dengus nafas yang dingin mengguyur mukanya dan ia pasrah memejamkan mata menanti kematian yang pasti menyakitkan, digerus oleh gigi-gigi panjang yang akan mencabik-cabik tubuh indahnya.
Semakin dekat... semakin dekat....
" Bruuusssss.... ."
Bukan dirinya masuk dan dimakan naga, tapi ia harus menerima semburan api biru yang ternyata tidak panas melainkan dingin sedingin es.
Apa pun yang dialami ternyata sama saja akibatnya, ia tidak mampu mempertahankan selembar nyawanya.