Sampai suatu ketika pedang mestika milik Lee berhasil menusuk perut Naga Hitam yang mengeliat terbang setelah menghindari terjangannya yang gencar bagai badai datangnya. Bukan jerit kesakitan yang keluar dari naga yang luka, sangkaannya. Namun, suara tawa yang menggelegar malah yang muncul.
" Ha... Ha... Ha... "
Betapa terkejutnya Lee yang sudah merasa gembira karena berhasil melukai Naga Hitam itu, sehingga ia sedikit lengah hilang kewaspadaanya sebagai akibatnya ia tidak tahu dari mana arah datangnya ekor Naga Hitam, tahu-tahu dalam gugupnya ekor itu sudah menghantam dadanya dengan berat pukulan ribuan kati. Seperti batu cadas yang sebesar gajah memukul telak di dadanya. Sambil menahan sakit, matanya sempat menangkap apa yang sebenarnya terjadi ketika ia terpental dan terpaksa melepas pedang mestikanya.
Rupanya dengan cerdik tubuh Naga Hitam sengaja menerima tusukan pedang, bukannya terluka tapi ini adalah tipuan agar ia bisa menjepit dan menarik pedang Lee dan menyeret tubuh Lee mendekati dirinya. Kemudian dengan mudah ia menghantam tubuh itu dengan ekornya. Hantaman jurus Naga Tanah Melindungi Sarang mendapatkan korban.
Lee Jong Kwok terpental jauh dengan mata membulat menahan sakit dan rasa penasaran yang besar. Nafasnya tersengal, tubuhnya tertekuk dan jatuh bergedebug sepuluh depa dengan tulang dadanya patah, darah buncah dari mulutnya yang menjerit tanpa suara. Lalu selembar nyawanya pun melayang terbang.
Lee Jong Kwok tumbang, Naga Hitam lalu melejit tinggi ke angkasa, sesaat kemudian ia berbalik terjun dan lenyap memasuki tubuh Aji Panjalu.
*
Naga Biru yang berhasil menangkap tubuh Sirikit Phur dan membungkusanya dengan ali biru melambungkan ke langit, menjepit ketat seakan ingin meremukan tubuh meluncur Sirikit Phur.
Dalam gugup Sirikit Phur berteriak ketakutan.
" Aaaaaaa,"
Teriakan ngeri keluar dari mulutnya. Namun yang terjadi ternyata lain dengan yang ada dalam pikirannya. Naga Biru itu bukan hendak meremas badannya hancur. Tapi ini lebih aneh lagi. Seperti kain basah yang dikeringkan, diremas sehingga keluar air yang tersisa. Begitu juga nasib Sirikit, ia seakan diperas habis tapi bukan untuk dibuang airnya. Namun seolah-olah ia diremas, dipilin, dipelintir untuk mengeluarkan racun di seluruh tubuhnya. Sebenarnya Aji Panjalu tidak akan terpengaruh akan segala racun, sebab hanya dengan liontin Cakar Naga saja, racun akan tawar. Apalagi Mestika Cakar Naga sudah mengeram dalam tubuhnya.