Mohon tunggu...
irawan Suryakusumah
irawan Suryakusumah Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi

N I K. : 3578212308440001 Nama. : IRAWAN Tempat/Tgl Lahir : CIAMIS 23-08-1944 Jenis Kelamin. : LAKI - LAKI Gol Darah O Alamat. : PRADAH INDAH. 2/9 RT/RW. : 006/001 Kel/Desa. : PRADAHKALIKENDAL Kecamatan. : DUKUH PAKIS Agama. : ISLAM Status Perkawinan. : KAWIN Pekerjaan. : KARYAWAN SWASTA Kewarganegaraan. : WNI BERLAKU HINGGA. : SEUMUR HIDUP

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kehidupan di Planet Bumi

20 Desember 2020   14:00 Diperbarui: 20 Desember 2020   14:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#Ratu Samudra Laut Selatan#  (MITOS)

Disuatu pagi hari sang mentari menampakan diri dibalik pegunungan yang tinggi, menunaikan tugasnya sebagai mahluk yang selalu tunduk kepada Illahi, menyinari belahan bumi yang semalaman di tinggal pergi.

Kabut yang menyelimuti pepohonan yang rindang, dengan pelahan namun pasti mulai memuai menyibakan diri memberi kesempatan pada sang mentari, untuk menghangatkan mahluk yang berada di belahan bumi ini.

Angin bertiup pelahan menerpa dedaunan dengan warna yang ke hijauan, menjatuhkan titik embun yang gemerlapan tertimpa sinar surya, bagaikan intan hiasan alam ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa.

Sungai mengalirkan air tiada henti sepanjang masa, selama hari silih berganti antara siang dan malam. Nada alaminya gemericik menyentuh batu dan kerikil berserakan di sepanjang sungai menjadikan relung air, tempatnya ikan- ikan kecil berkeliaran sembari memakan lumut di bebatuan. Hembusan angin bergelombang yang sepoy basa menggapai permukaan air beriak gemerlapan tersentuh sang suraya yang kadang berkedip terhalang awan berlalu, bagaikan seorang kakek genit yang harum badannya bau tanah, matanya berkedip sebelah pandangannya bertubrukan dengan janda muda (kalo sama tua ga demen kaliiiii. . di rumah juga ada) . Tapi itulah dinamika (bumbu) kehidupan, asal akal pikiran kita mampu mengendalikan emosi/nafsu sebagaimana mestinya.

Sang Surya berseru : Wahai ! . . Saudaraku, terimalah "sinar" dan kekuatan daya ku (Langit- Samudra dan Bumi), mari kita bekerja bersama / berinteraksi mengamalkan amanah dari Pencipta Alam Semesta, dengan selalu tunduk dan mengikuti petunjukya di jalan yang lurus menurut Nya.

Bumi membalas sapaan sang Matahari: Saudara tua ku sang Surya, kuterima himbuan dan kekuatanmu, kami selalu tunduk untuk menjalankan tugas dari pada Nya, bergerak berputar dan mengelilingi engkau sepanjang masa bersama saudara kita Samudra dan Hawa, untuk melestarikan kehidupan alam dunia dan seisinya sampai akhir nanti.

Gelombang samudra bedeburan dengan suara alaminya, terpecah berdarai di pinggiran pantai yang landai menggapai hamparan pasir, menerpa pecahan karang, enak  di dengar iramanya menyentuh telinga, indah di lihat bila terpandang. Dibarengi derunya angin yang berlalu, menyapu titik embun ombak samudra, menuju gumpalan awan yang melayang di angkasa.

Burung Elang laut bertengger pada sebuah batang pohon yang menjulur kearah pantai, tumbuh di tebing padas sambil mengembangkan sayapnya, berjemur diri untuk nenghilangkan titik embun yang semalalaman melekat di bulunya yang halus nan mulus.

Pepohonan habitatnya burung dan binatang liar lainnya, tumbuh subur di lingkungan hutan yang tumbuh di tepi pantai Selatan (Samudra Hindia), di sebuah pulau  bernama Nusakambangan yang letaknya sebelah selatan pulau Jawa, dan di daerah ini juga tempatnya sungai Citanduy bermuara.

Seorang nelayan sibuk sendirian sedang memasang jaring penangkap ikannya dari atas perahu mencari penghasilan untuk melangsungkan hidup bersama kakek dan neneknya. Ibunya telah lama meninggal waktu melahirkan dia dan ayah kandung pergi meninggalkannya entah kemana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun