Sang Ratu, turun dari singgasana mendekati Paiman, yang duduk bersila sambil menundukan kepalanya.
Dengan lembah gemulai, melangkahkan kaki yang tanpa alas, bagaikan bidadari menuruni pelangi, ping. ramping di lingkari  sabuk emas  di hiasi intan berlian nan gemerlapan, menjepit selenda!ng sutra hijau muda terurai menggapai lantai melintasi pinggul kanan dan kiri.
- Cucuku Paiman.!  Paiman terperanjat kaget, mendapat teguran Dewi Rengganis, meskipun kepala Paiman tertunduk  namun matanya melirik keatas mengagumi kecantikan paras muka dan keindahaan tubuh yang serasi dengan dandanannya.
- Bagaimana kalau kamu ditambah namanya menjadi Paimam Prialegawa, apa tidak keberatan ?
+ Â Tidak masalah Nyai Ratu, malahan saya merasa senang sekali mendapat penghargaan dari penguasa alam ini.
Tidak lama kemudian datanglah Adipati Ulun Pananjung di barengi ki Jintung. Setelah mereka mengambil tempat duduk , Ni Ayu Dewi  Renggangganis (Nyai Loro Kidul ) angkat  bicara setelah menduduki kembali singgasana, seraya berkata :
-Adipati Ulun Panannjung,aku inginkan engkau sebagai  saksi dan membantu cucuku Paiman yang telah di tambahkan dengan nama Prialegawa disesuaikan dengan situasi dan kodisi yang kita huni. (Dunia Lain).
Dan aku akan meneriterakan tentang kehidupan keluarganta yang mendapat ujian dan coban dari Tuhan Pencipta Semesta Alam.
# Baik kanjeng Ratu, kami bersedia ( jwb. Adp  Ulun Pananjung).
-- Begini kisahnya:
Di Kota Banjar Patroman (Jawa Baratb) ada sebuah kampung yang di namakan Karangnini dan tempat ini ada lokasi khusus untuk mencar kekayaan dengan cara minta bantuan dari Iblis/Syetan (pesugihan). #penulis pernah kesana untuk cari pengetahuan# Dalam menjalankan dengan cara tersebut ada 4 ; 1) Dengan cara - menjalankan shalat dan berpuasa 7 hari di tampat , 2)  Di  sebelahnya lebih kedalam (hutan), syaratnya berpuasa dan jangan mengucapkan ayat suci Al Qur'an. 3) Mengurbankan seorang keluarga yang terkasih. 5) Kawin dengan mahluk dunia lain (astral).