Mohon tunggu...
irawan Suryakusumah
irawan Suryakusumah Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi

N I K. : 3578212308440001 Nama. : IRAWAN Tempat/Tgl Lahir : CIAMIS 23-08-1944 Jenis Kelamin. : LAKI - LAKI Gol Darah O Alamat. : PRADAH INDAH. 2/9 RT/RW. : 006/001 Kel/Desa. : PRADAHKALIKENDAL Kecamatan. : DUKUH PAKIS Agama. : ISLAM Status Perkawinan. : KAWIN Pekerjaan. : KARYAWAN SWASTA Kewarganegaraan. : WNI BERLAKU HINGGA. : SEUMUR HIDUP

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kehidupan di Planet Bumi

20 Desember 2020   14:00 Diperbarui: 20 Desember 2020   14:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Planet Bumi berasal dari setitik pecahan. sebuah bintang yang di namakan Matahari.

Matahari besar/garistengah nya: 1 392 000 km. Tempratur / suhu dipermukaan: 5000 °C di pusat/inti - nya: 15 000 000 °C. dan garistenga inti - 500 000 km. Rotasi (berputar di tempat).

Dalam perjalanan  menjauhi Matahari planet  ini berubah dan terurai menjadi beberapa bagian benda : Ke I - Inti Bumi yang sifat panasnya/suhu - 5000°C, yang terdiri dari zat ; Nitrogen (N2) - Oksigen (O2)- Argon- Karbon dioksida (CO2)- Neon (NE)- Krypton(Kr)- Hydrogen(H2)- Xenon(XE)- OZON(O3)- Metan dan Uapair

                2). Lapisan luar Inti bumi dengan suhu panasnya , 3000 °C.

                 3). Mantel Inti bumi dalam

                 4). Mantel Inti bumi luar

                  5). Kerak bumi (Batu- Padas- Kerikil-                            - Pasir- Debu ).

Inti bumi yang mengandung zat besi 98%  dan mineral lainnya 2%, dengan sifat berputar di sumbunya (rotasi) dan karena himpunan zat ini terdiri dari zat besi maka terjadilah adanya daya kekuatan listrik (elektro magnetic), sehingga mampu memutar  bumi lapisan luar secara magnetic secepat 1700 km / jam , satu putaran selama 24 jam / 1 hari. 

Kerak Bumi / Tanah; adanya di lapisan atas, disebabkan lapisan inti bumi luar mendapat tekanan dari Intinya dengan proses, keluar melalui mantel bumi dan terjadinya letusan gunung berapi yang mengeluarkan lava/lahar yang berasal dari inti/pusat bumi, dan terus mengalir sempai di pinggir Lautan.

Sebagian lahar tersebut di tengah perjalanan berubah bentuk dan sifat menjadi padas, batu, kerikil, pasir, lumpur, dan beratus /beribu tahun kemudian bekas perjalanan lava  di jadikan perputaran/kehidupan air yang di namakan "sungai" sampai sekarang dari pegunungan sampai lautan. (usia planet Bumi ini di perkirakan antara 5 - 6 milyard tahun)

Uraian bagian ke II- Air Lautan Samudra

Dan yang ke III - Udara/Hawa yang terdiri dari  5 lapis / tingkat: ke 1) Troposfer. 2) Stratosfer . 3). Mesosfer 4) Thermosfer 5) Eksosfer / Atmosfer Luar (masih terpengaruh gravitasi dari Inti/Pusat Bumi).

Benda /zat yang berada di planet Bumi ini banyak yang mampu sebagai penghantar arus listrik, terutama air dan logam, karena induknya yaitu Inti Bumi 98% kandungannya zat besi yang mengandung magnit/magnetic, dan berputar di sumbunya dengan kecepatan 60km/detik. Dengan demikian benda/zat antara Intibumi dengan Atmosfir bergerak hidup dengan sifatnya masing- masing, di tambah dengan adanya sinar matahari.

Dengan adanya interaksi kehidupan unsur alam tersebut berdampak adanya kehidupan lain yaitu: Alam dunia Tumbuhan (Flora)- Binatang (Fauna), Manusia dan Dunia Alam Lain (Gha'ib).

Sesungguhnya alam dunia gha'ib  sebagian mampu di perhitungkan oleh akal pikiran manusia, contoh: daya kekuatan aliran listrik (strum) termasuk benda gha'ib karena tidak kasat mata ( tidak kelihatn ) tapi bisa di rasakan/ke setrum.

Unsur kehidupan antara Intibumi dengan Udara/Atmosfer mendapat kekuatan hidup dengan sifatnya masing-masing karena adanya spektrum elektromagnetik {"spektrum" asal kata "spektre" (bhs. Latin) artinya -"hantu"}. dan terjadi kehidupan daya listrik ini karena adanya ineraksi antara ; sinar matahari dengan inti bumi.             

 HANTU / MAHLUK HALUS:  Tidak kasatmata,  ada juga yang sejenisnya di sebut "Jin", menurut perkiraan jenis hantu adalah arwah para mahluk mirip manusia yang hidup di jaman Purbakala yang sifat dan prilakunya seperti binatang. Berbeda dengan bangsa jin adalah arwah manusia setelah adanya peradaban yang lebih maju.

Arwah adalah jiwa seorang manusia yang sudah meninggal yang lepas dari raga-nya. Manusia kehidupannya terdiri dari tiga unsur: 1). Ruh - 2). Tubuh/Raga. 3)- Jiwa. Apabila  seseorang meninggal (kembali keasal Nya) Ruh kembali ke Surga - Raga ke tanah dan Jiwa  menjelma menjadi Arwah, kembali pada kehidupan Adam (bapaknya manusia), yang mempunya dua sifat malaikat  dengan kekuatan daya positif (kebenaran) dan negatif (kejahatan).  Dengan adanya dua sifat unsur (+ dan -) maka terciptalah alam (dunia lain) yang di kendalikan oleh spektrum elektromagnetik yang sumbernya datang dari kehidupan Intibumi (berputar di porosnya/rotasi).

Arwah (maaf ini hanya perkiraan) yang pada waktu hidup di alam nyata (seseorang) banyak berperilaku dalam kesalahannya (sifat -) dari pada kebaikan /+ , akan lebih lama tinggal berdekatan dengan bumi (Maliki youmidien /Tuhan yang menguasai hari pembalasan). Dikarenakan sifat frekuensi/getaran (arwah) dengan yang di namakan spektrum elektromagnetik hampir sama (Syetan dengan Jin).

Kita sering mendengar terutama di Padesaan, ada orang yang dibawa ke alam dunia lain oleh hantu/Jin. Tapi setelah kembali ke alam nyata kalau ditanya tentang lamanya berada disana selalu berselisih waktu dan kebanyakan bedanya 7 : 1.

Kemudian perbedaan itu di hitung secara matematik : Putaran Intibumi 60 km/"detik" (60x60x60 x 1 jam = 216000 / jam dan putaran kerak bumi / tanah lapisan luar, 1700 km/jam.

Prbandingannya : 216 000 : 1 700 (Kecepatan putaran Inti bumi  12700 kali putaran lapisan luar/kerak bumi). Aliran arus listrik makin jauh jaraknya makin lemah, jarak antara imti bumi dengan kerak bumi 12.700 km. Daya arus listrik yang ada di permukaan bumi menyatu dengan ; debu, uap air, udara, interaksi unsur kehidupan benda ini dinamakan "spektrum elektromagnetic" dan ditambah dengan arwah orang yang telah meninggal , dengan demikian di dunia gha'ibpun banyak penghuninya , biasanya tingga di tempat yang lembab, misal di;  kamar mandi - sumber air/sumur ,- pohon yang rindang- gua dsb.

Mereka sama manusia tidak kasatmata karena hidupnya mengikuti frequensi (getaran) "inti bumi" yamg lebih cepat putarannya dati pada permukaan bumi.

Kita bisa melihat untuk membuktikan proses tersebut dengan perbedaanya "kipas" angin (fan) antara mati dengan hidup/berputar, kelihatannya berbeda.

Kejiwaan/getaran jiwa manusia berasal dari kehidupan unsur tubuh yang di kendalikan "otak" juga di namakan hatinurani/perasaan, dengan istilah fisika(ilmiah) disebut spektrum elektro magnetik, sama dengan kehidupan alam antara inti bumi dengan luar angkasa, karena manusiapun diciptakan Nya dari unsur alam (Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari tanah kering, tanah hitam yang telah berubah - Str. Al Hijr ; ayat 26 (Q).

KEHIDUPAN UNSUR TUBUH:

Proses kehidupan yang mudah di mengrti: Misal kita ambil contoh dari hdupnya sebuah alat, transportasi (Mobil). Alat ini ciptaan Tuhan dengan perantaraan (manusia)para Insinyur/Ir. automotive. Mesin mobil bisa hidup dan berjalan dikarenakan beberapa faktor, dari keberadaannya; Mesin- Body dan Roda.

Mesin bisa hidup dari interaksi/kerjasama antara, zat cair (BBM) - Udara (benda gas) - dan Api pemanas (Busi)

Udara (O2)di satukan dengan zat berupa "gas" (premium) dalam alat yang dinamakan karburator dengan perbandingan campuran yang berimbang, kemudian masuk ke blok mesin dan di sambut percikan api dari Busi yang berada di blok mesin dan hiduplah mesin mobil, proses ini terjadi setelah adanya kekuatan dari luar yang dinamakan arus listrik yang  datangnya dari aqu/aki setelah di alirkan melalui kunci kontak. Seandainya unsur /zat ( bbm, udara dan pengapian) ini tidak berimbang , baik waktu maupun perbandingannya hidup mesinnya tidak akan normal, mungkin juga tiddak bisa hidup (mati). Seandainya kita ada niat untuk mampu mengendarai mobil (pengemudi/driver), harus mengenal dulu pada sifatnya kendaraan yang kita akan kuasai, sama dengan seseoran seandainya menginginkan perjalanan hidupnya dalam keadaan baik, haruslah ada niat untuk mengenal sifat dirinya.

Sifat dan prilaku manusia berdasarkan dari beberapa faktor/alasan: Takdir - Keturunan - Pedidikan dari orang tua - Pengaruh  lingkungan yang masukannya dari (mata dan  telinga). 

Langkah pertama kita harus belajar menundukan sifat "jahat" / syetan yang berada di hatinurani (setiap orang) mempunyainya (Iblis/syetan berkata; disebabkan Engkau menyesatkanku, maka aku akan duduk mengintip mereka atas jalan Engkau yang   lurus / srt. Al A Raf - 16 / Q) dengan akal pikiran yang murni/bersih,  meluruskan jalan yang bengkok kekiri menjadi lurus. 

Dalam masalah mengoreksi diri (mawas diri) memang tidak mudah dengan adanya pikiran dan perasaan "mengira" yang artinya "tidak menyadari" karena terpengaruh oleh masalah lain , Tuhan menciptakan manusia ( "Satu golongan mendapat petunjuk dan golongan lainnya menjadi sesat, karena mereka itu mengangkat syetan yang di jadikan wali nya bukan Allah, karena mereka " mengira " mendapat petunjuk."/ Srt. Al A'raf ayat 30 - Q).

Kenapa Tuhan menciptakan manusia menjadi dua golongan yang sifatnya bertolak belakang, karena Dia kalau hanya menciptakan satu sifat (baik / jahat semua) tidak akan ada kehidupan yang dynamis, malahan justru di sinilah seninya perjalanan hidup yang Tuhan ciptakan, bagi orang yang menyadarinya. 

Sesungguhnya prilaku dan sifat orang dalam gaya hidupnya tidak ada yang salah, maka dari itu janganlah selalu merasa benar sendiri dan menyalahkan orang lain, kita hanya bisa mengasih masukan kepada mereka, diterima tidaknya terserah dia, yang paling berhak menjatuhkan putusan hanyalah Yang Mahabenar lagi Maha Esa.  

Langkah dua: Menyeleksi apa yang di lihat. Semua orang pasti merasa bersukur kepada Nya bahwa kita mampu memepergunakan mata dengan normal; pria merasa senang kalau melihat wanita cantik dan wanita pun senang kalau melihat pria yang kaya raya/pejabat tinggi (kebanyakan begitu), tapi diantaranya juga ada yang mampu memperhitungkannya dengan akal pikiran yang sehat.

Misal seorang laki-laki berteman dengan wanita kelamaan meningkat lebih jauh menjadi saling mencintai (keduanya sudah berkeluarga), tetapi dalam akal pikiran perasaannya (bagaiman perasaan hatiku, kalau ibunya anak-anak diganggu sama pria lain), dan perselingkuhan ini banyak terjadi, sehingga tejadi perceraian.

Karena prianya berfikir sampai yang paling jelek dan akan salah langkah seandainya ia memaksakan kehendak "nafsu"nya sampai pisah, yang menjadi korban adalah putra putrinya yang ta'kan terobati sakit hatinya seumur hidup sedangkan anak adalah amanah dari Allah Swt dan harus mendidiknya dengan baik.

Maka dari itu sebaiknya jangan mengambil keputusan apabila sedang " emosi" karena itu adalah putusan "syetan" bukan manusia.

Langkah ke tiga masalah pendengaran (telinga): Ini erat hubungannya dengan interaksi dengan lingkungan (kerukunan dalam pergaulan), baik di Perkotaan maupun di Pedesaan. Dalam pergaulan biasanya orang berkelompok yang sepaham dalam masalah hoby atau pekerjaan setiap harinya.

Dalam pekerjaan maupun hoby, tetap ada dua model yang sifatnya bertolak belakang , yang pencari nafkah (Pejabat Pemerintah - Karyawan Swasta X Penjahat kelas Kakap s/d kelas Teri). Hoby (olah raga X judi).

Dalam niat merubah sifat kita menjadi lebih baik harus memperkuat ke imanan dan memohon kepada Nya untuk meridhoinya, Amin . . . .

                   # # # # # # # # # # #

LANTUNAN ILLAHI DAN BISIKAN SYETAN.

                    ------ BAB : I ------_

#Ratu Samudra Laut Selatan#  (MITOS)

Disuatu pagi hari sang mentari menampakan diri dibalik pegunungan yang tinggi, menunaikan tugasnya sebagai mahluk yang selalu tunduk kepada Illahi, menyinari belahan bumi yang semalaman di tinggal pergi.

Kabut yang menyelimuti pepohonan yang rindang, dengan pelahan namun pasti mulai memuai menyibakan diri memberi kesempatan pada sang mentari, untuk menghangatkan mahluk yang berada di belahan bumi ini.

Angin bertiup pelahan menerpa dedaunan dengan warna yang ke hijauan, menjatuhkan titik embun yang gemerlapan tertimpa sinar surya, bagaikan intan hiasan alam ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa.

Sungai mengalirkan air tiada henti sepanjang masa, selama hari silih berganti antara siang dan malam. Nada alaminya gemericik menyentuh batu dan kerikil berserakan di sepanjang sungai menjadikan relung air, tempatnya ikan- ikan kecil berkeliaran sembari memakan lumut di bebatuan. Hembusan angin bergelombang yang sepoy basa menggapai permukaan air beriak gemerlapan tersentuh sang suraya yang kadang berkedip terhalang awan berlalu, bagaikan seorang kakek genit yang harum badannya bau tanah, matanya berkedip sebelah pandangannya bertubrukan dengan janda muda (kalo sama tua ga demen kaliiiii. . di rumah juga ada) . Tapi itulah dinamika (bumbu) kehidupan, asal akal pikiran kita mampu mengendalikan emosi/nafsu sebagaimana mestinya.

Sang Surya berseru : Wahai ! . . Saudaraku, terimalah "sinar" dan kekuatan daya ku (Langit- Samudra dan Bumi), mari kita bekerja bersama / berinteraksi mengamalkan amanah dari Pencipta Alam Semesta, dengan selalu tunduk dan mengikuti petunjukya di jalan yang lurus menurut Nya.

Bumi membalas sapaan sang Matahari: Saudara tua ku sang Surya, kuterima himbuan dan kekuatanmu, kami selalu tunduk untuk menjalankan tugas dari pada Nya, bergerak berputar dan mengelilingi engkau sepanjang masa bersama saudara kita Samudra dan Hawa, untuk melestarikan kehidupan alam dunia dan seisinya sampai akhir nanti.

Gelombang samudra bedeburan dengan suara alaminya, terpecah berdarai di pinggiran pantai yang landai menggapai hamparan pasir, menerpa pecahan karang, enak  di dengar iramanya menyentuh telinga, indah di lihat bila terpandang. Dibarengi derunya angin yang berlalu, menyapu titik embun ombak samudra, menuju gumpalan awan yang melayang di angkasa.

Burung Elang laut bertengger pada sebuah batang pohon yang menjulur kearah pantai, tumbuh di tebing padas sambil mengembangkan sayapnya, berjemur diri untuk nenghilangkan titik embun yang semalalaman melekat di bulunya yang halus nan mulus.

Pepohonan habitatnya burung dan binatang liar lainnya, tumbuh subur di lingkungan hutan yang tumbuh di tepi pantai Selatan (Samudra Hindia), di sebuah pulau  bernama Nusakambangan yang letaknya sebelah selatan pulau Jawa, dan di daerah ini juga tempatnya sungai Citanduy bermuara.

Seorang nelayan sibuk sendirian sedang memasang jaring penangkap ikannya dari atas perahu mencari penghasilan untuk melangsungkan hidup bersama kakek dan neneknya. Ibunya telah lama meninggal waktu melahirkan dia dan ayah kandung pergi meninggalkannya entah kemana.

Selesailah sudah Paiman memasang jaring dan di jatuhkan jangkarnya yang terbuat dari pecahan karang di sebuah tempat yang teduh bawahnya pohon yang cabang nya menjulur kearah laut, sembari membuka bungkusan nasinya untuk sarapan. Pada. waktu mau melahap nasi yang terakhir, dari tengah laut melihat gulungan kabut putih menuju kearahnya dia tertegun, mulut ternganga siap untuk menyantap nasi tapi berhenti di tengah jalan karena melihat sesuatu yang aneh.

Kemudian kabut menyentuh tubuh Paiman, terasanya ada pusaran angin yang sangat cepat sehingga ia memejamkan matanya. Lebih heran lagi setelah matanya bisa melihat lagi, keadaan sekelilingnya berbeda sekali dengan tempat semula, yang biasanya di singgahi setiap hari. Dia terduduk di padas yang lebar menghadap ke Samudra yang luas sejauh mata memandang. Namun air laut terliat tifak begitu jelas karena terhalang kabut putih yang membiru, dari kejauhan terdengar sayup sampai deburan gelombang yang tersentuh pendengarannya. Padahal lautan yang di hadapannya tidaklah bergelombang hanya terlihat riakan kecil gemerlapan bagaikan mutira berserakan.

Paiman bergumam dalam bathinnya: Aku ini berada di mana perasaan agak aneh begini, sama bulu kuduk merinding begini, aaah . . . mungkin hanya mimpi. Waaaduuh !!! itu apa yang bergelinding, menuju kesini lagi, mau lari gak bisa rasanya badanku berat sekali, perahu juga tidak kelihatan, ooooh nasibku.

Wa . . . ha ha ha, salah sapa anda datang kaya layangan (kata nahluk yang baru datang).

+ Waduh kamu bikin kaget orang/ Ga. paman yang datang pada saya (paiman menjawab)

- Salah, abang yang datang pada paman, sabab alamnya alam paman. 

+ Jangan jangan alamnya salah kaparah dan paman bangsa apa ? Sudah lah jangan mangap terus bibirku pegel.

- Di sini adalah alam Jin, yang berlokasi di atas lautan samudra Hindia yang kata orang orang disini Lautkidul.

+ Ha ! Kalau begitu paman sendiri seorang Jin ?

- Betttttul sekali aku Jindul alias Jin Gundul.

+ Saya kenapa berada di alam paman Jinnndul ?

- Aden /Anda, di undang oleh Ratu Pantai Selatan.

+ Apa Ratu Pantai Slatan itu sama dengan Nyi Blorong, Paman ?

- Ya, tidak Nak Paiman 

+ Kalau Ratu Pantai Selatan lokasinya berada di atas Lautan Samudra. Tapi kalau Nyi Blorong  lokasinya di dasar lautan.

+ Oooh . . .  begitu. Paman Jindul apa aku bisa kembali ke alam manusia lagi.

- Sudah laaaah, tenang aja itu tergantung Nyai Ratu. (Jindul menhgoda).

+ Wuuaaduh, celaka duabelas kalau begini.

- Mari kita berangkat, jangan duduk saja di padas Nyai Ratu sedang menunggu.

+ Gimana saya jalannya di atas air, Paman bangsa Jin kalau aku kan mansia, yang "jin" nya hanya celananya, pendek lagi.

- Sudah, laaaah jalan aja bisa! bisa!, karena Aden waktu sekarang, seperti Pamab wujudnya.

+ Iya, betul juga . (kata Paiman setelah menginjakan kakinya di atas air).

- Mari kita ngobrolnya sambil berjalan.

+ Silahkan, Paman duluan sebagai pribumi dan petunjuk jalannya, dan kenapa airnya kalau terlewati sama kita beriak seperti ada ikannya yang sedang di kasi makan.

- Aden kan membawa tobgkat ajaib, yang panjangnya tujuh jengkal.

+ Mana saya ga bawa tongkat ? 

- Walaaah, kalau keliatan namanya bukan ajaib, Aden agamanya Islam, kaum Muslim sama Gusti Ing Murbeng Alam ( Tuhan Pencipta Semesta Alam) di kasih kekuatan/azimat, untuk tuntunan / petunjuk berperilaku di Alam Dunia ini, sebagai alat untuk merubah jalan kehidupan yang ke gelapan menjadi terang, supaya kita tidak tersesat di tengah perjalanan hidup di Dunia dan Akhirat.

+ Belum ngerti Paman, apa itu yang di maksud tongkat 7 jengkal.

- Aladalaah . . . si Aden, kelihatannya bodo tapi bloo - on, sory jangan marahh ya  . . Aden  kalau sholat yang wajib di ucapkan itu surat apa ?

+ Surat Al Fatihah 7 ayat.

- Nnnnah itu yang Paman maksud

Dua mahluk yang berbeda alam, mempercepat jalannya bahwa mereka merasakan sedang di ditunggu kedatangannya oleh seseorang.

Sang Ratu sedang duduk di singgasana yang terbuat dari emas dan di hiasi oleh sentuhan titik intan dan berlian, mahkotanya bagian depan yang berbentuk segi tiga melekat di atas dahinnnya , rambutnya terurai ke arah dadanya melingkar melalui bahu sebelah kanan berwarna hitam pekat dan lebat. Badannya yang tinggi semampai dan berisi, berkulit kuning, dadanya di tutupi kain sutra hijau, berkain batik menutupi pinggul sasampai matakaki.

Tidak lama kemudian, pintu balai pertemuan keraton di bukakan dua orang hulubalang  (panjaga pitntu), nasuklah ki Jindul dan Paiman sembari membungkukan bada yang hampir berbarengan memberikan hormat kepada sang Ratu .

- Haieeey! Aden jangam bengong aja (yegur ki Jindul kepada Paiman).

+ Wuaduh maaf, Paman aku baru lihat dengan ke anggunan dan kecantikan wanita fi alam ini.

- Laaaa, jelas dooong  biasa lihat ikan  buntal 

+ Wasallam, Kanjeng Ratu ( sahut dua orang berbarengan), sambil merapatkan kedua belah telapak tangan kearah mukanya.

* Selamat datang ki Sanak (saudara) silahahkan duduk - / sapa sang Ratu.

* Janganlah kalian menyembah dengan secara bathin dengan jiwa secara utuh kepadaku, aku tidak berhak unuk menerimanya, yang berhak menerimanya hanyalah, Tuhan mu dan Tuhan ku , Sang Pencipta Semesta Alam (sambung sang ratu).

+ Baik Ratu, kami mengerti.

Ratu Samudra Selatan, melanjutkan pambicaraannya: Sesungguhnya dahulu aku manusia biasa, seorang putri Raja yang bernama Prabu Shindula, dan terlahir sebagai bayi yang punya penyakit kulit tak kunjung sembuh sampai dewasa, itulah takdir, yang tdak bisa di pungkiri (ditolak) dari Penguasa Alam Semesta dan itu sudaj hak Nya.

Pada suatu malam ayahku bermimpi .bertemu dengan orang tua berjubah putih kemudian ia berkata : Apabila penyakit putrimu menginginkan kesembuhan ssuruhla bersemedi/ bertapa mengasingkan diri, di pantai laut selatan di sebuah gua yang menghadap kearah lautan di hutan Pananjung.

Rama Prabu terbangun dari tidurnya setelah orang tua itu menghilang dari mimpinya.

Keesokan harinya, kami di panggil Rama Prabu.

+ Putriku Rengganis, semalam aku bermimpi ditemui oleh orang tua berjubah putih dan beliau berpesan, seandainya penyakit kulitmu mengnginkan kesembuhan, haruslah kamu bertapa di sebua gua yang berada di  pantai laut selatan daerah hutan Pananjung, behitulah pesannya. Apakah sanggup, tetapi meskipun demikian putusannya ada pada dirimu

- Bersama dengan ucapan Rama Prabu kami menyanggupinya, mungkin ini sudah takdir bagi diri kami dari  Sang Pencipta Semesta. Alam.

+ Kamu sadar dengan ucapanmu Rengganis ?

- Putri, Rama Peabu menyadari dan mengiklaskannya sepenuh jiwa dan raga, seandainya itu sudah kehendak Nya. (jawab Rengganis)

Prabu Shindula meneteskan air matanya, karena dia punya firasat bahwa putrinya tidak akan pernah kembal lagi kepangkuannya, begitu pula drngan ibunya sebagai prameswari seorang Raja bernama Tejakusumah.

= Anaku, Rengganis (sapa ibunya) : Tabahkanlah hatimu karena ini sudah kehendak Hiang Widhi (Tuhan YME).

- Benar sekali ibunda, kami sangat memahaminya, kita sebagai mahluk ciptaan Nya tidak bisa menghindarinya.

Ki Jindul dari tadi mendampingi dewi Rengganis , yang bertugas sebagai pengasuh sekaligus jadi pengawalnya selalu ada di belakang Nyai Dewi kemanapun dia pergi.

"Paduka Prabu, ijinkalah kami untuk mengawal dan mendampingi  sebagai pengasuh kemanapun Nyai Dewi pergi. Janganlah Paduka Prabu melarang keinginan  diri kami untuk untuk tidak berpisah dengan momongan saya ini" (pinta ki Jindul kepada  Prb . Shindula).

"Aku bersukur sekali ki Jindul mempunyai pemikiran begitu, tetapi sebaiknya harus di setujui  oleh putriku. Bagaimana Nyai (Shindula berkata).

" Ampun beribu ampun Kanjeng Rama sebaiknya paman Jindul tidak usah ikut campur dalam urusan yang satu ini"( Rengganis menanggapi perkataan ayahnya).

(Ki Jindul menyela): Maaf Paduka Prabu, kami mohon ijin untuk bicara langsung dengan Nyai Dewi.

"Silahkan paman" (jawab Shindula).

Nyai Dewi, Paman memohon semoga engkau berkenan untuk mengikuti kemana Nyai pergi, untuk mengabdi sampai akhir hayatku. Karena diriku hidup hanya sebatang kara, akan senang sekali seandainya momonganku mengijinkan untuk sama sama  menjalani takdir dari Illahi. Tolonglah jangan menolak pengabdianku ini.(kata pengasuh Rengganis dengan ibanya)

+ Paman, hatimu mulya sekali, sehingga paman menyerahkan jiwa ragamu demi aku. Kalau begitu niat paman yang sudah mantap juga dibarengi dengan kesadaran dan ikhlas, aku berterimakasih sekali dan permohonan paman aku terima. Mungkin sudah takdir kita berdua harus begini dalam menempuh perjalanan hidup di alam ini.

- Nyai Dewi Paman mengucapkan banyak terimakasi atas atas keputusanmu, sesungguhnya Nyai sudaj kuanggap sebagai anaku sendiri, karena paman hidup sebatangkara namun tidak berani tidak berani mengemukakannya karena engkau seorang putri Raja

+ Terimakasih, masalah itu tidak menjadi petsoalan rama Prabu orang yang bijaksana.

Bagaimana Putriku, keinginan ki Jindul engkau kabulkan ? (tanya Shindila).

+ Benar Rama kami kabulkan permintaannya dan semoga Rama dan Ibunda merestuinya.

Baik putriku kami berdua merestuinya (Bunda ratu menjawab)

Dari hari ke hari aku (Dewi Rengganis) mengasingkan diri di sebuah. gua yang menghadap ke Lautan Samudra Hindia dengan gelombang yang tiada hentinya, mengalun berdeburan berderai di tepi pantai 

Ki Jindul membuat gubug dari bahan cabang dan ranting pohon disrbelah samping kanan pintu gua.

Hari yang ke 40 menjelang tengah malam pada hari Jum'at Keliwon, aku /dewi Rengganis, mendengar suara diantara deburan gelombang yang diterpa sinar rembulan yang mengatakan: Cucuku Putri Shindula, untuk menyembukan penyakit kulitmu, mandilah dengan air lautan samudra yang ada di hadapanmu, dan ini sudah takdirmu.

Eyang cucumu akan melakukannya dengan sepenuh hati , tapi bagaimana ki Jindul.

Pengasuhmu yang setia sudah kuberi tahu dan akan mengikutinya kemana engkau pergi.

Terimakasih Eyang kalau begitu keberadaannya (jawab  Rengganis).

Aku sama paman Jindul terjun ke lautan dan terjadilah keadaannya sampai saat ini, sebagaimana yang engkau lihat dan rasakan.

+ Maaf Nyai Ratu, janganlah hati Nyai Ratu gusar, 

- Ada apa Paiman 

+ Apakah sama Nyai Ratu dengan Nyi Blorong.

- Tidak sama cucuku (sambil tersenyum), aku penguasa  di atas lautan Samudra Hindia dan Nyi Blorong penguasa di dasar lautannya. Mungkin kamu tahu mana mahluk yang dinamakan Jin jahat dan baik.

Justru kamu aku panggil karena ada yang harus diselesaikan masalah dampak prilaku  ayahmu dengan nyi Blorong.

Paiman tersentak bathinnya dan jantung  berdebar langsung ia bertanya kepada nyai Ratu Selatan: Apa hubungannya ayahku dengan dia ?

- Begini sesungguhnya kamu mempunyai saudara kembar yang diberi nama Paimin  dia adalah adikmu.

+ Dimana sekarang ayah dan adik kembarku berada.

- Sabar sebentar. Paman Jindul, tolong panggilkan penguasa pantai Selatan Adipati Ulun Pananjung untuk di jadikan saksi dan akan kuperkenalkan dengan Paiman.

# Daulat kanjeng Ratu, kami mohon diri.(Ki Jintul langsung laksanakan tugas)

+ Saya tidak mengerti tentang paman Jindul

Maaf Nyi Ratu , katanya dia pengasuh dari kecil dan sekarang sudah di anggap sebagai orang tua sendiri tetapi prilaku terhadap seorang Ratu , layaknya seperti abdi dalem yang lainnya.

- Begini, dia di didik oleh orang tuaku, dalam menempuh jalan kehidupan di dunia ini haruslah pandai membawa diri. Seseorang harus menyadari apabila ia berada di suatu tempat  ini contoh dua orang manusia yang mampu menempatkan dirinya masing-masing: [Kejadiannya di negara (Kerajaan Inggris) terjadi antara era th 1960. Putra mahkota (Pangeran Charles), pergi jalan sendrian mengedarai mobil kemudian dia parkir di suatu tempat (wisata) , tidak lama kemudian di datangi seorang polisi yang sedang bertuas.Kemudian pengendara mobil itu ditegurnya; Pak, maaf  tidak boleh parkir disini, lebih baik bapak  parkirnya  di sana, tanpa banyak alasan dia pindah parkirnya. Besoknya polisi yang menegur dia dipanggil ke Istana melalui atasannya, daaaaaa . . . n polisii itu diberi penghargaan dan pujian dari seorang putra mahkota Kerajaan Inggris (Di NKRI waaah masih nun jauh disana )].

# Seseorang menghormati orang lain, sesungguhnya ia menghormati dirinya sendiri#

# Seseorang yang selalu menyalahkan orang lain, sesunggunya ia selalu menyalahkan dirinya sendiri #

                              BAB : II

Sang Ratu, turun dari singgasana mendekati Paiman, yang duduk bersila sambil menundukan kepalanya.

Dengan lembah gemulai, melangkahkan kaki yang tanpa alas, bagaikan bidadari menuruni pelangi, ping. ramping di lingkari  sabuk emas  di hiasi intan berlian nan gemerlapan, menjepit selenda!ng sutra hijau muda terurai menggapai lantai melintasi pinggul kanan dan kiri.

- Cucuku Paiman.!  Paiman terperanjat kaget, mendapat teguran Dewi Rengganis, meskipun kepala Paiman tertunduk  namun matanya melirik keatas mengagumi kecantikan paras muka dan keindahaan tubuh yang serasi dengan dandanannya.

- Bagaimana kalau kamu ditambah namanya menjadi Paimam Prialegawa, apa tidak keberatan ?

+  Tidak masalah Nyai Ratu, malahan saya merasa senang sekali mendapat penghargaan dari penguasa alam ini.

Tidak lama kemudian datanglah Adipati Ulun Pananjung di barengi ki Jintung. Setelah mereka mengambil tempat duduk , Ni Ayu Dewi  Renggangganis (Nyai Loro Kidul ) angkat  bicara setelah menduduki kembali singgasana, seraya berkata :

-Adipati Ulun Panannjung,aku inginkan engkau sebagai  saksi dan membantu cucuku Paiman yang telah di tambahkan dengan nama Prialegawa disesuaikan dengan situasi dan kodisi yang kita huni. (Dunia Lain).

Dan aku akan meneriterakan tentang kehidupan keluarganta yang mendapat ujian dan coban dari Tuhan Pencipta Semesta Alam.

# Baik kanjeng Ratu, kami bersedia ( jwb. Adp   Ulun Pananjung).

-- Begini kisahnya:

Di Kota Banjar Patroman (Jawa Baratb) ada sebuah kampung yang di namakan Karangnini dan tempat ini ada lokasi khusus untuk mencar kekayaan dengan cara minta bantuan dari Iblis/Syetan (pesugihan). #penulis pernah kesana untuk cari pengetahuan# Dalam menjalankan dengan cara tersebut ada 4 ; 1) Dengan cara - menjalankan shalat dan berpuasa 7 hari di tampat , 2)   Di  sebelahnya lebih kedalam (hutan), syaratnya berpuasa dan jangan mengucapkan ayat suci Al Qur'an. 3) Mengurbankan seorang keluarga yang terkasih. 5) Kawin dengan mahluk dunia lain (astral).

 Pada suatu pagi hari dua orang insan manusia mendatangi tempat untuk mencari kekayaan dengan cara jalan pintas /pesugihan, mereka bernama; Arda dan Pradana ( hanya nama dalam cerita bukan sungguhan).

Yang ada maksud dengan kenekatannya hanyalah Pradana yang namanya Arda hanya menemaninya. Pradana anak tunggal dari seorang nelayan di daerah laut selatan dekat muara sungai Citanduy. istrinya Pradana sedang hamil sembilan bulan, dia bingung istri mau melahirkan utang banyak tanpa sepengatuhan keluarga akibat kalah judi. 

Arda dan Pradana bersama orang lain  yang satu tujuan, diantar Jurukunci ke tempat hutan belukar yang disana sini banyak pohon besar yang sebagian cabangnya terjumbai dengan daunnya yang rindang kearah datangnua gelombang samudra. Diantara pepohonan besar terdapat bukit padas yang berlubang merupakan sebuah gua yang tertutup oleh rambatan tumbuhan yang menjalar, kelihatan tambah angker dan menyeramkan. Di gua inilah orang-orang mengadakan ritual yang mencari pesugihan dengan cara mengabdi kepada Iblis (kesesatan). 

Yang bernama Arda hanya ingin tahu, bagaimana caranya mereka meminta kekayaan jalan pintas yang mengadakan perjanjian dengan syetan.

Setelah berada dalam gua, di ujung sebelah dalam ada batu karang yang menyerupai bak mandi berisi pasir hitam. Sambil komat kamit (baca mantera) dengan menyalakan obor Jurukunci menancapkan obornya sama dupa/yushua di tumpukan pasir dan langsung menaburkan bunga kemudian datasnya disimpan sebuah telur ayam .

 Tidak lama kemudian obor mati , namun di dalam gua tersebut  suasana menjadi remang antara kelihatan dan tidak, dengan mendadak ada ledakan ringan dibarengi dengan keluarnya asap putih yang keluar dari dalam tanah, diantara kepulan asap terlihat seekor buaya putih, dan kejadian ini menurut pandangannya Arda, tetapi yang terlihat sama Pradana lain yang datang itu penampakannya seorang putri  yang cantik jelita dengan pakaian adat di jaman kerajaan Pajajaran (laki mata buaya kaliii).

Kemudian, putri Buaya (nyi Blorong) berkata ; kepada Pradana bahwa syarat maksud kedatangannya harus mengorbankan seseorang yang di sayangi dan  dijawabnya yaitu istrinya yang sedang hamil tua. Tidak berpikir panjang lagi meskipun syaratnya tidak begitu memahami karena pikiran dan perasaannya sudah terpengaruh oleh bujukan   syetan/iblis yang telah me nguasai dirinya , dan hanya terbayang  duit... duiiiiiit dan duiit.

Nyai Dewi Ratu Samudra Selatan diam sejenak. dan di angkatnya cangkir yang  terbuat dari perak berisi air putih dan diteguknya sebanyak tiga kali untuk membasahi kerongkongannya, namun mata sang Dewi menatap tajam kepada Rd. Prialegawa (Paiman).

- Raden, orang yang bernama Pradana adalah . . . . . . . ayah anda, tabahkanlah hatimu keadaan ini sudah "takdir".

Prialegawa terhentak jiwanya, kaget bercampur sedih dan haru, untuk menenangkan dirinya ia dalam bathinnya membaca surat Al Fatihah sebanyak 3kali.

"Paiman cucuku, apa boleh aku meneruskan kisah ini karena ceritranya akan sangat memilukan, dan akan lebih kaget lagi untuk di dengarkan. Namun bagaimanapun juga yang telah di lakukan oleh ayahmu dia tetap orang tuamu harus kita hormati , hanyalah ia tidak menyadarinya, disebabkan ke imanan kepada Nya lemah sekali.

+ Semoga kami kuat dan tabah mampu berserah diri kepada Allah Yang Maha Esa. (Paiman  menjawab).

-Baik, dengarkanlah (sambung Nyai Ratu): Yang dikorbankan adalah ibumu Salamah dan kalian berdua sekalian yang  masih  berada di dalam kandungan, namun Tuhan berkehendak lain. 

Di lihat dari segi kedokteran ibu meninggal karena terlalu banyak mengeluarkan darah waktu melahirkan kalian berdua karena yang menanganinya dukun bayi. 

+ Kalau boleh tahu, di manakah saudara. kembar dan ayahk sekarang . (sela Paiman, sambil menahan kesedihan yang sangat melukai hatinya.

- Nanti juga kamu akan mengetahuinya , aku tidak berhak memberitahukan masalah ini terlalu jauh, meskipun aku tahu.

+ Terimakasih Nyai Ratu atas penjelasannya (jawab Paiman sambil meneteskan air mata)

- Tapi sekarang permasalahannya, arwah ibumu yang disesatkan ini, ada dalam cengkraman/dikuasai Nyi Blorong yang tersiksa di dasar lautan, beliau selalu melantunkan ayat suci Al Qur'an dan getaran nya yang halus terasa sampai ke tempat  kekuasaanku yang berada di atas lautan.

Sesungguhnya  waktu ibumu melahirkan adik kembar mu belum mmeninggal hanyalah pingsan tidak sadarkan diri getaran jiwanya  (arwah) lepas keluar dari raga, namun Ruh (daya kekuatan "kehidupan" ) dari-Nya  masih berada pada diri  beliau, karena pernafasan dengan detak jantung masih hidup.

(Proses  peristiwa  lepas nya ke JIWA an seseorang tsb  di. atas  hanyalah perkiraan./ tafsiran dan yang paling benar dan paling tahu hanyalah  YANG MAHA BENAR dan MAHA TAHU TUHAN PENCIPTA SEMESTA ALAM)

Meskipun keadaan Anda sekarang dengan seijin Tuhan Yang Maha Esa , getaran jiwa mu berada dihadapanku, tetapi ragamu masih utuh dan sehat wal afiat sedang tidur diatas perahu, seakan - akan engkau sedang mimpi indah denganku di "dunia alam lain", yang mana sama juga ciptaan Nya. (Nyai Ratu berkata)

Dengan demikian karena yang paling memungkinkan mampu menolong seorang ibu yang telah meninggal hanyalah do'a nya seorang anak yang berperilaku dalam kebaikan/beramal saleh. Disebabkan hubungan bathin antara anak dan ibu mulai dari  di kandung selama 9 bulan sampai dewasa sangatlah erat sekali  perasaan hati nuraninya asalkan keimanan kepada Nya / Allah Swt sama - sama baiknya.(beramal saleh)

+ Sekarang kami harus bagaimana (tanya Paiman).

- Kalian ke daerah kekuasaan Nyi Blorong yang akan di bimbing oleh. Adipati Ulun  Pananjun dengan ki Jindul, sebaiknya untuk menyingkat waktu, berangkatlah sekarang.

" Daulat (mohon ijin) Kanjeng Ratu, kami pamit mundur.

- Berangkatlah kalian bertiga, semoga Tuhan Pencipta Semesta selalu melindungi di dalam keselamatan.

Setelah berada diluar keraton , terlihatlah hamparan kabut bernuansa warna abu-abu bagaikan permadani terbentang luas tanla batas . Sesungguhnya kabut itu kumpulan titik embun, air laut yang menguap tertimpa panasnya matahari

+ Paman, kita ini berjalan di atas apa terasanya empuk sekali dan badanku tersa ringan, (tanya Ptialegawa kepada ki Jindul) 

- Kita berjalan di atas "kabut".

+ Tetapi aku sebagai manusia  kenapa tidak jatuh, ?  Paman Jindul.

- Waaaaalaah !!!! Bagaimana kamu ini cucuku yang baik  hati . . . , badanmu yang asli mana ?

+ Lhooo ? Pakaianku jadi begini, seperti dandanan seorang kesatria dari jaman kerajaan.  

- Baru tahu dan sadar . . Yaaah. Badanmu yang sekarang ini aspal / asli tapi palsu dan raganya di tinggal dalam perahu sedang tidur pulas seakan - akan sedang bermimpi, padahal getaran jiwamu berada di " dunia " / dimensi lain namun Ruh masih berada di tubuh mu karena jantung dan pernafasan masih hidup berjalan dengan baik. Namun jiwamu mengikuti kehidupan getaran alam bukan getaran kehidupan unsur tubuh, dengan demikian jiwamu sedang melayang  (meraga sukma)

+ Oooh, . . . begitu.

Perjalanan mereka semakin jauh dari Keraton, namun Adipati Ulun tiba-tiba mengangkat tangan kanannya, menandakan sudah nyampe perjalanannya ke tempat yang di tuju 

"Sebentar Raden" (kata Adipati), Paman akan membuat jalan tembus ke dasar, supaya perjalanan kita lebih cepat.

Sang Adipati sidakep sinuku tunggal(bersemedi) mengeluarkan ilmunya. Tetapi tidak terduga sebelumnya kekuatan tenaga yang dikeluarkan mendapat perlawanan dari bawah lautan, sehingga dia terpental kebelakang beberapa langkah.

Ia menambah. kekuatan ilmunya, tidak lama kemudian datanglah segumpal asap berbebtuk selendang mendekatinya dan berubahlah menjadi seekor naga putih.

Wuuaduh . . . ! Ki Ulun mengeluarkan ilmu aji "naga bening" (gumam ki Jindil).

Kalau paman punya ajian  ?

Aku punya aji " nagasari putih" 

Tapi kalau saya "naganyasar" (kata paiman sambil sambil senyum)

Dengan tiba-tiba mahluk aneh dari dalam lautan berwujud buaya,, berdiri seperti manusia tapi bersisik warna hitam mengkilat, sambil mempermainkan ekornya dan mengenduskan hidungnya dibarengi dengan mengeluarkan asap. Ki Jindul cepat tanggap setelah dua mahluk itu berhadapan.

- Raden, cepat perasaan / geteran jiwa sama akal pikiranmu  seakan akan kita berdua seekor burung elang raksasa (garudra) dan mari kita menyatu membantu ki Ulun.

+ Ok, bos Jindul (jawab Paiman)

Dan melesatlah seekor garuda  membumbung tinggi ke angkasa

Mahluk yang berwujud seekor  buaya mengibaskan ekornya dengan kuat kearah kepala naga putih, begitu juga naga putih membantingkan ekornya kearah kaki buaya dan mulutnya menganga siap untuk mengigit kepala buaya, tetapi dari mulut buaya menyembur api dan kepala naga berkelit menghindar, buaya terjatuh kakinya dibelit oleh ekor naga.         

   Burung garuda berputar melayang di angkasa mengitari  dan memperhatikan dua  mahluk yang sedang bertarung me nunggu kesempatan untuk membantu melumpuhkan buaya yang sisiknya hitam legam. Pada waktu buaya jatuh tersungkur, garuda bagaikan anak panah lepas dari busurnya menukik melesat dengan suara jeritennya yang melengking bergema di alam bebas mengarah ke buaya yang hilang keseimbangan dan dipatuknya mata buaya sebelah kanan berbarengan dengan gigitan di kepala oleh naga putih sambil dilemparkan sejauh mungkin. 

Nagaputih mulutnya menganga mengeluarkan sinar putih menembus kedalam air laut dan terbentuklah lubang yang menuju kedasarnya untuk mereka mengambil ibunya Paiman, dengan sigap garudapun mengikutinya. Sesampainya di muka gua dalam dasat laut kembali wujudnya menjadi wujud manusia. Tetapi ki Jindul terburu- membaca manteranya sehingga mereka berdua masih meluncur sudah berubah wujud manusia sehingga bergulingan mereka berdua, karena ki Jindul tubuhnya lebih berat dia terjerembab disuddut dinding gua sambil berteriak : Abah Kadabra ada janda galak mangkrak , salah sapa ! ! !

Ternyata ki Jindul menabrak ular bersisik coklat sebesar pohon kelapa, ular tersebut penjaga pintu gua yang sedang istirahat, Ularnya kaget dan kebingungan juga mencium bau yang aneh, sambil larak lirik dan noleh  sana sini ia berpikir; bau ini datang dari maawnnnnaa . . . yaaaah. ???

Kemudian ki Jindul mehentakan kakinya undur kearah belakang meloncat sambil bersiaga siap tempur.

"Berani engga . . . Paman (goda ki Ulun) .

- Aku akan coba Adipati, tapi kalo ga mampu gantiii . . yaassss (jawab Jindul) , sambil mencabut keris dinamakan Astrajingga, tapi begitu mencabutnya ia tertabrak Paiman yang berguling  datang belakangan dengan kerasnya.

Dan ini di luar perhitungan Jindul: " Walaaaaah ada yang nabrak , haaaa ! (sahutnya) , tapi kepalang tanggung ada tambahan kekuatan dari belakang ki Jindul mejejakan  kaki nya sekali meloncat kearah kepala ular dan di tancapkanlah keris diantara kedua mata ular dan lenyaplah ia untuk sementara waktu.

- Waaaah sayang, ga seru tarungnya (Jindul bergumam).

Kemudian mereka melanjukan perjalanannya lebih dalam lagi gua tempat Nyi Blorong berkuasa untuk menncari  ibunya Paiman di mana ia di kurung.

 Tetapi ki Ulun berhenti di jalan bercabang, kemudian ia bertanya kepada Paiman" : Enaknya kemana Raden ke kiri atau kanan" ?

"Terasanya ke kanan  Paman" (Paiman menjawab).

Namun sebelum mereka melangkahkan kakinya dengan tiba-tiba jalannya di halangi wanita cantik sambil tertawa:

"Hi hi hi hi hikk . . . Mau kemana kalian bertiga heeewk ? " ( tanya nyi Blorong).

"Aku bertiga mau mengambil ibunya temanku   Paiman (jawab Adipati Ulun).

# " Tidak  bisa bapakmu sendiri yang minta dan menyanggupi syaratnya, Paiman !"(jwb nyi Blorong).

Sesungguhnya Paiman sangat marah, tetapi kalo di lawan kekerasan lagi apa bedanya aku dengan dia, kemudian dalam hatinya dia membaca "ayatkursi"/ srt Al-Baqarah ayat-255 (Qur'an). 

 Nyi Blorong menjerit sambil melesat wujudnya menghilang entah kemana, dibarengi bergetarnya keadaan dalam gua seakan mau runtuh. Setelah membawa ibunya Paiman berempat pergi meninggalkan tempat ke Kuasaannya, untuk kembali ke Keraton Ratu Samudra Lautselatan dan di serahkanlah ibunya kepada dia sebagai abdi dalem

Paiman terbangun dari tidurnya di atas perahu  karena  terdengar olehnya suara kilat menggelegar pertanda hari akan hujan, anginpun bertiup dengan kencang dedaunan gemerisik tersentuh sang bayu yang melewatinya menuju tempat yang lebih hangat. Hujanpun turun dengan lebatna, Paiman tetap berteduh dibawah padas yang menjulur  kearah pantai lautan sambil merenungkan pengalaman di dunia lain yang baru saja ia alami. Kalau memang  kejadiannya begitu (keterlaluan ayahku ini) gumamnya.

Hujanpun berhenti dan ia mulai mengangkat jaringnya yang hasil tangkapannya cukup lumayan.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun