" Ampun beribu ampun Kanjeng Rama sebaiknya paman Jindul tidak usah ikut campur dalam urusan yang satu ini"( Rengganis menanggapi perkataan ayahnya).
(Ki Jindul menyela): Maaf Paduka Prabu, kami mohon ijin untuk bicara langsung dengan Nyai Dewi.
"Silahkan paman" (jawab Shindula).
Nyai Dewi, Paman memohon semoga engkau berkenan untuk mengikuti kemana Nyai pergi, untuk mengabdi sampai akhir hayatku. Karena diriku hidup hanya sebatang kara, akan senang sekali seandainya momonganku mengijinkan untuk sama sama  menjalani takdir dari Illahi. Tolonglah jangan menolak pengabdianku ini.(kata pengasuh Rengganis dengan ibanya)
+ Paman, hatimu mulya sekali, sehingga paman menyerahkan jiwa ragamu demi aku. Kalau begitu niat paman yang sudah mantap juga dibarengi dengan kesadaran dan ikhlas, aku berterimakasih sekali dan permohonan paman aku terima. Mungkin sudah takdir kita berdua harus begini dalam menempuh perjalanan hidup di alam ini.
- Nyai Dewi Paman mengucapkan banyak terimakasi atas atas keputusanmu, sesungguhnya Nyai sudaj kuanggap sebagai anaku sendiri, karena paman hidup sebatangkara namun tidak berani tidak berani mengemukakannya karena engkau seorang putri Raja
+ Terimakasih, masalah itu tidak menjadi petsoalan rama Prabu orang yang bijaksana.
Bagaimana Putriku, keinginan ki Jindul engkau kabulkan ? (tanya Shindila).
+ Benar Rama kami kabulkan permintaannya dan semoga Rama dan Ibunda merestuinya.
Baik putriku kami berdua merestuinya (Bunda ratu menjawab)
Dari hari ke hari aku (Dewi Rengganis) mengasingkan diri di sebuah. gua yang menghadap ke Lautan Samudra Hindia dengan gelombang yang tiada hentinya, mengalun berdeburan berderai di tepi pantaiÂ