Hujan diluar sangat deras, petir pun tak kunjung henti menggelegar. Annisa dan uminya terlihat cemas menunggu abi di ruang tengah. Abi belum pulang dari kantor, padahal ini sudah jam 8 malam. Akhir-akhir ini abi memang sering bercerita kalau dia sedang banyak masalah di kantor. Abi sudah berulang kali mengadu pada mereka tentang keinginannya untuk resign dari kantor. Berkali-kali umi menguatkan abi. Namun, pada akhirnya abilah yang memutuskan semuanya.
Umi Annisa tersenyum saat terdengar suara mobil mengarah ke rumah. Itu artinya abi Annisa sudah pulang. Umi Annisa langsung menghampiri abi yang baru turun dari mobil dan membawakan tas kerja abi.
"Abi, kenapa baru pulang?"
"Iya, mi. Abi capek sekali." Keluh Abi.
Wajah Abi terlihat muram, tidak seperti biasanya. Melihat raut wajah abinya, Annisa merasakan sesuatu yang tidak enak.
Saat makan malam berlangsung, abi tiba-tiba menghentikan makannya. Umi merasa merasa janggal dengan sikap abi.
"Abi kenapa?"
"Abi sudah memutuskan, mi."
"Memutuskan apa, bi?" Tanya Annisa. Annisa menatap abinya dengan sangat serius.
"Abi sudah memutuskan untuk resign dari kantor."
"Terus kita semua gimana, bi?"