"Dasar! Radit jelek tukang gombal."
Radit lalu memainkan kembali jari-jarinya pada senar gitar. Dia memainkan lagu 'I can't help'nyaRichard Marx. Radit benar-benar menghayati lagu romantis itu, sampai menyanyikannya dengan mata terpejam. Suara Radit terdengar lumayan bila menyanyi sedikit serius.
"Wish men say, only fool rush in ... But I can't help falling in love with you..."
Nyanyian Radit terhenti, saat melihat pipi Annisa yang bersemu merah. Radit begitu terpana. Gadis cantik itu tersenyum sambil tersipu. Hidungnya yang menjulang dan alisnya yang tebal melukis senyum yang indah di wajah Annisa. Annisa salah tingkah saat melihat Radit memandangnya. Beruntung Uminya segera mengajaknya untuk makan siang.
"Annisa, makan dulu nak..."
"Iya, Umi. Aku makan dulu ya, Dit." Ujar Annisa sambil tersenyum sedikit kikuk.
Radit mengangguk dan tersenyum. Annisa pun segera beranjak dari dinding teras dan masuk ke rumah.
"Nak Radit, sudah makan belum? Mau makan bareng sama Annisa?" Umi Annisa menawarkan makan siang pada Radit.
"Ah, nggak usah tante, makasih." Jawab Radit sambil tersenyum.
"Ya udah kalo gitu, tante masuk dulu ya."
"Iya tante, silakan."