“Tapi menurutku, Nirvana itu top banget secara lirik dan melodi. Hanya itu semua gak bikin hati aku bergetar aja,” lanjut Rein mantap.
“Hmm dalem ya.” Dandy menyeringai, Rein tersipu.
Dandy mengangguk-anggukan kepalanya. la mengulurkan satu buah kaset yang ia ambil dari tas gendongnya ke hadapan Rein.
“Mereka keren, dengerin deh, mungkin bisa bikin kamu suka dengan punk.”
“Beneran nih?” Rein memandangi kaset yang ternyata adalah album dari Sex Pistol itu.
“Pulangin dengan selamat ya.” Itulah saat pertama kali Rein melihat Dandy tersenyum lebar padanya.
***
Rein kembali melihat wajah Dandy yang muram. Kilasan pikirannya yang tadi mengembara kini kembali pada sosok pemuda berambut cepak nyaris botak yang berada di sampingnya.
“Yuk.” Ajak Rein tiba-tiba sambil menarik lengan Dandy.
“Kemana?” Dandy terlihat bingung.
“Kemana-mana.”