“Lihat nih.” Rein melayangkan pesawat kertasnya menuju ke lapangan sepakbola yang kosong.
Dandy memperhatikan Rein yang sedang berlarian mengambil dan melayangkan kembali pesawat kertas sederhananya. Dandy tersenyum, kini di tangannya ada pesawat miliknya sendiri.
“Ini punyaku, keren kan, F16.” Dandy mengacungkan pesawat kertasnya bangga.
“Keren apaan.”
“Keren dong, ini pesawat tempur multi peran buatan Lockheed Corporation, nih kursi pilotnya di rancang khusus buat mengurangi efek gaya gravitasi, terus tutup kokpitnya gak pake bingkai.”
“Biar apa tuh gak di bingkai-in, gak takut apa potonya bakal kabur-kaburan.” Rein memotong.
“Ye memangnya pigura foto, ya supaya jarak pandang pilot nya luas dan jelas. Terus gagang pengendalinya di samping bukan di tengah, supaya pilotnya mudah mengontrol pesawat pada saat melaju pada kecepatan tinggi.”
“Widih kita punya nih yang kayak gituan?”
“TNI? Punya lah, F 16 blok A/B Fighting Falcon.” Dandy mengelus pesawat kertasnya
“Wow keren euy. Nih kalo punya aku nih, pesawat tempur buatan dalam negeri, buatan IPTN.”
“Sejak kapan IPTN bikin pesawat tempur?”