Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Uban Om Ardi

21 Januari 2017   15:18 Diperbarui: 21 Januari 2017   15:24 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nah, kamu tahu sendiri kan bagaimana keadaan sebagian warga disini.”

Aku mengangguk.

"Ngomong-ngomong, kok bisa ada istal di antara rumah yang berhimpitan gitu sih Tan, kan gak sehat." Mendadak aku kembali penasaran dengan hal yang satu itu.

"Ya gimana lagi Put, susah disadarkan. Sudah tertutup pikirannya, lha wong bicara aja gak pakai mulut tapi pakai golok."

"Hah?"

"Iya, mereka itu penduduk lama, turun temurun tinggal disini. Jadi merasa memiliki kampung dan berprilaku semaunya sendiri."

"Salah satu Klan yang membuat uban Om kamu berkembang biak secara membabi buta."

"Oh ya?"

"Iya, kandang kudanya itu jarang dibersihkan, terkadang kudanya buang kotoran di got.  Ayam-ayamnya pun demikian, kandang nya tidak dialasi, jadi kotorannya langsung terjun bebas ke got. Kebayang kan kalo hujan besar dan air gotnya meluap karena jarang mereka bersihkan?”

Aku bergidik membayangkannya. "Gak ditegur oleh om?"

"Sudah Put, gak mempan. Dia orang malah petantang petenteng bawa golok. Suatu hari Tante gak terima dong Om kamu di suguhi golok. Terpaksa deh tante bawa pacul sama arit. Memangnya tante takut? Orang kayak gitu tu gak mempan sama bahasa lemah lembut ala Om kamu itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun