"Terus, Bu Seto nya gak mau ganti, padahal kan itu kucing dia. Tanggung jawab dia kan?"
Tiba-tiba ada suara yang menimpali protesan Bu Iceu. "Loh, kok saya yang suruh ganti. Bu Iceu kan tahu kalau kucing itu sifar dasarnya garong. Berarti salah orangnya dong gak hati-hati." Seorang ibu berol rambut datang sambil mulutnya komat kamit bagai dukun yang sedang memantrai pasiennya.
Tante Emi hanya diam melihat dua ibu muda itu saling bicara tak karuan satu sama lain.
"Bu Seto ini gimana sih, kucing jadi garong kan karena gak pernah di kasih makan."
"Weh fitnah, orang tiap hari aku kasih makan kok. Ayok kerumah kalau gak percaya."
"Ya buktinya nyolong ikan saya tuh."
"Bu Emi jadi gimana nih, saya kan jadi rugi, keluarga saya jadi gak bisa makan ikan gara-gara kucing bu Seto ini." teriak Bu Iceu tak sabar.
Tante Emi baru saja akan membuka mulutnya, namun disambar lebih dulu oleh Bu Seto yang nampaknya mulai naik pitam karena berita hoax dari mulut Bu Iceu tentang kucingnya yang tak pernah di beri makan.
"Nih saya bayar, berapa? Saya gak mau menganggu kesejahteraan meja makan Bu Iceu" Bu Seto merogoh saku dasternya.
"Nah gitu dong, sepuluh ribu."
"Sepuluh ribu, silahkan dinikmati." Bu Seto mengulurkan uang duapuluh ribu rupiah kepada bu Iceu.