"Rhe, dari awal kita sudah sepakat bahwa kita harus saling berbagi dalam segala hal. Kamu masih ingat kan?"
Rhe mengangguk.
"Lantas mengapa kamu jadi ilang-ilangan gini? Pergi tak tahu rimbanya."
"Aku mencemaskan kamu. Aku tidak akan memaafkan diri ku sendiri bila terjadi sesuatu dengan kamu."
"Maafkan aku. Kakak jangan marah-marah seperti ini. Aku memang salah. Tapi untuk saat ini aku belum bisa menceritakan semuanya. Aku perlu waktu."
Nara tersenyum.
"Maaf kan aku juga ya, aku gak bisa selalu ada di samping kamu. Aku akan tunggu cerita kamu karena kita mempunyai banyak waktu. Tapi untuk saat ini waktu kita terbatas, yuk." Nara menarik tangan Rhe dan menggengam erat jemarinya.
"Kita mau kemana?"
"Ada kejutan buat kamu."
Genggaman tangan Nara selalu membuat Rhe nyaman. Entah mengapa, semua persoalan yang tengah membelit hatinya tiba-tiba menguap begitu saja bila ada Nara di sampingnya.
"Nah, itu mereka?"