Malam ini adalah pertama kali Grup Belajar kami melakukan kegiatannya. Rumah Bunga adalah tempat yang pertama menjadi tuan rumah.
Kami berempat mengerjakan soal-soal Matematika. Aku diminta teman-temanku untuk menjadi tutor dengan memberikan penjelasan di depan papan tulis.
Soal-soal Matematika itu aku lahap satu persatu tanpa ada sisa. Beberapa pertanyaan dari Roni, Mira dan Bunga selalu kulayani sampai mereka mengerti dengan tuntas.
Aku melihat teman-temanku merasa puas belajar bersamaku terutama Bunga. Selama belajar besama malam itu, Bunga banyak mencuri pandang memperhatikanku sambil tersenyum.
Saat itu aku pura-pura tidak tahu kalau Bunga mencuri pandang. Aku juga tidak berani mencoba menebak apa yang ada dalam hati Bunga.
Kadang-kadang aku mencoba mengambil kesimpulan bahwa Bunga menyukaiku. Ya hanya menyukaiku karena aku pintar mata pelajaran Matematika saja bukan mencintaiku seperti yang aku impikan selama ini.
Ya bukan mencintaiku, jadi sudahlah jangan berharap terlalu jauh. Aku berusaha berani menghadapi kenyataan ini. Maka legalah hatiku dan sekarang aku ingin lebih baik fokus saja pada pelajaran sekolah. Titik.
Pagi itu seperti biasa aku berjalan melewati depan kelas Bunga namun tidak melihat gadis itu ada di sana. Aku penasaran lalu mencoba menengok ke dalam kelasnya.
Tidak aku temukan Bunga ada di sana. Kemanakah kau Bunga? Anehnya Mira, teman dekatnya juga tidak tahu kenapa Bunga tidak masuk sekolah.
Pertanyaan itu masih belum terjawab sampai bel pulang sekolah berbunyi. Aku bertemu Mira dan Roni di halaman parkir. Mereka mengatakan sudah mencoba menghubungi melalui telepon selulernya namun tidak aktif.
Akhirnya aku menduga jangan-jangan Bunga sakit. Ternyata benar saja ketika sore itu mendatangi kediaman Bunga mendapat kabar bahwa Bunga sakit demam berdarah dan dirawat di Rumah Sakit Santosa.