Aku seakan merasa telah menjadi seorang yang benar-benar manusia yang kalah sebelum berperang. Sungguh memalukan.
Di depan api unggun itu aku memeluk lututku agar seluruh tubuhku terjilati rasa hangat api dari bara itu.
Malam semakin hening benar-benar hening. Sesekali terdengar suara nyanyian jengkrik yang bersembunyi di sela-sela rumput sekitarnya.
"Hen!" terdengar suara panggilan halus dari belakang punggungku. Aku menoleh dan di sana sudah berdiri Bunga.
"Aku tidak bisa tidur," kata Bunga sambil duduk di sebelahku.
"Sama. Aku juga tidak bisa tidur!"
"Kau sedang melamun sendirian. Apa yang kamu lamunkan?" tanya Bunga.
Oh Tuhan ini pertanyaan yang langsung menusuk jantungku. Tahu enggak aku sedang melamunkan kamu Bunga.
"Aku sedang melamun mempunyai seorang kekasih," kataku sekenanya.
"Aduh bahagianya gadis yang sedang dilamunkan oleh kamu!"
"Namun disayangkan gadis itu sudah ada yang punya," kataku juga sekenanya.