"Rio? Maksudmu Mas Rio kakakku?" tanya Bunga.
"Mas Rio itu kakakmu? Kakak kandungmu?" tanyaku terkejut.
"Iya. Mas Rio belum punya pacar apalagi bertunangan," ujar Bunga dengan polos membuat aku melongo.
"Betulkah?"
Aku masih terheran-heran seolah tak percaya. Bunga tersenyum penuh arti dan gadis itu memandangku sehingga membuatku semakin gugup. Dasar pemuda pemalu.
"Hen, jadi siapa gadis yang sangat kamu cintai itu?" tanya Bunga.
Aku sungguh benar-benar tak berdaya dan sangat malu di desak seperti ini. Apalagi melihat aku gugup seperti ini Bunga malah memegang kedua tanganku.
"Tataplah mataku. Lihatlah apa yang ada di sana. Dengarlah degup jantungku. Kau juga harus tahu aku mencintaimu sejak SMP dulu," suara Bunga lirih. Aku memegang kedua tangan gadis itu semakin erat.Â
Aku benar-benar terharu. Terbawa suasana yang menghanyutkan ini. Kami saling berpandangan. Kutatap wajah rupawan penuh pesona ini dengan hidung bangir dan bibir mungil penuh dengan tutur kata ramah penuh makna.
Aku tersenyum kepada Bunga dan Bunga tersenyum pula kepadaku namun kali ini mata yang indah ini meneteskan air mata. Air mata kebahagiaan untuk pemuda pemalu sepertiku. Dasar pemalu. Sungguh keterlaluan.Â
@hensa.Â