Saat itu juga aku meluncur menuju ke sana, lalu mencari informasi kamar tempat dimana Bunga dirawat.
Kamar rawat di ruang 212 lantai 2 aku menuju ke sana. Kujumpai Bunga terbaring dengan tangan kanan diinfus.
Aku melihat ada seorang pemuda sedang menemani Bunga. Usianya lebih tua dariku. Mungkin sepantaran mahasiswa semester awal. Melihatku di depan pintu kamar itu dia menyapaku ramah.
"Silakan masuk," kata pemuda itu padaku. Sikapnya sangat ramah. Apakah ini pemuda pacarnya Bunga? Sopan dan familiar.
Aku sangat terkesan. Ganteng lagi. Sangat tepat bersanding dengan Bunga yang cantik. Aku tersenyum sendiri ketika ada rasa cemburu dalam hati. Aku masuk mendekati Bunga yang terbaring.
"Hai Hen," suara Bunga menyapaku lemah. "Terima kasih sudah datang menjengukku. Kau tahu dari siapa aku dirawat di sini?"
"Sebelum ke sini tadi aku ke rumahmu dan mendengar kabar kamu dirawat di sini."
"Maafkan ya. Aku sampai belum sempat mengabarimu."
"Tidak apa-apa Bunga yang penting kamu cepat sembuh," kulihat Bunga tersenyum ya Tuhan inilah senyum manis yang tadi pagi tidak aku temui di depan pintu kelasnya.
"Oh ya Mas Rio kenalkan ini teman sekolahku," kata Bunga kepada pemuda yang dipanggil Rio itu.
Sambil tersenyum Rio menyalamiku sambil menyebutkan namanya. Pertemuan yang singkat tapi memiliki makna yang dalam.