"Ah yang bener Mir. Lalu kamu jawabnya?"
"Ya Aku bilang sama Bunga, tanya sendiri saja sama orangnya!" kata Mira sambil tertawa.
"Kenapa kamu enggak bilang kalau aku belum punya pacar," kataku protes.
"Sudahlan jangan protes. Kalau kamu tidak cepat-cepat bilang cinta sama Bunga nanti keburu kedahuluan orang lain jangan-jangan nanti keduluan Rio," suara Mira serius.
Benar juga apa yang dikatakan Mira. Duh Tuhan bagaimana caranya aku bisa mengumpulkan keberanianku untuk mendekati Bunga dan mengatakan perasaanku.
Kalau aku masih belum juga berani bagaimana kalau benar-benar terjadi Rio lebih dulu mengutarakan cintanya kepada Bunga? Oh no. Kiamatlah dunia ini.
Hari ini saat berada di tempat parkir kembali aku melihat Rio baru saja mengantar Bunga. Aku malah langsung berpapasan dengan mereka.
"Hai !" sapa Rio kepadaku sambil melambaikan tangannya.
"Hai juga Mas Rio!" kataku sambil membalas lambaian tangannya. Aku dan Bunga berjalan bersama menuju kelas.
"Mas Rio ada kuliah sampai sore mungkin aku nanti pulang sendiri. Hen, mau kan mengantarku pulang nanti?" tanya Bunga.
Aku terkejut dengan ajakan Bunga ini. Memang selama ini aku sering melihat Bunga selalu diantar jemput oleh Rio.