Guru-guru tersebut lebih banyak "mengikuti" pemberian tugas menjawab pertanyaan berdasarkan teks bacaan dalam kecakapan Reading Comprehension.
Tak heran kalau kemampuan Menulis (Writing Ability) dalam bahasa Inggris yang dimiliki kebanyakan murid les saya sangat memprihatinkan. Terlalu lama menatap halaman kertas kosong. Untuk menulis satu kata dalam bahasa Inggris saja butuh proses panjang yang memakan waktu lama.
Saran untuk para rekan guru bahasa Inggris
Apa pun yang ada di dunia ini, tidak ada yang sempurna. Semua punya kelebihan dan kekurangan.Â
Mencermati proses pembelajaran bahasa Inggris doeloe dan now, izinkan saya untuk memberikan saran kepada para rekan guru bahasa Inggris di tingkat SMP dan SMA/SMK di mana pun berada dalam rangka perbaikan kualitas proses belajar mengajar dan hasil setelah proses selesai.
Ada tiga saran saya.
1. Porsi memadai dalam mengajar untuk four language skills
Empat kecakapan berbahasa Inggris harus terpenuhi. Tidak bisa hanya satu atau dua saja yang terealisasi. Karena satu sama lain terkait. Mengorbankan satu atau dua kecakapan akan menyebabkan penguasaan bahasa Inggris secara menyeluruh tidak akan tercapai.
Apabila Listening Comprehension diabaikan, niscaya penguasaan Speaking Ability tidak akan tercapai. Jika jarang menerapkan Reading Comprehension, impian mahirnya Writing Ability tidak akan terwujud.
Oleh karena itu, porsi memadai dalam mengajar bahasa Inggris untuk four language skills sangatlah perlu disusun dengan saksama dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Jangan sampai, terlalu indah tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tetapi jauh melenceng dalam penerapan di proses belajar mengajar.
Jangan sampai terjadi, terlalu banyak casciscus dalam bahasa Inggris, tapi malah mendapat nilai buruk dalam TOEFL dan mengeluh karena salah satu bagian dari tes, yaitu Listening Section, memperoleh nilai terendah dibanding bagian-bagian tes yang lain.
"Saya tidak suka menulis,"