Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pembelajaran Bahasa Inggris Zaman Doeloe versus Sekarang, Bagus Mana?

27 Juni 2024   20:26 Diperbarui: 27 Juni 2024   20:34 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahasa Inggris(SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Pernyataan menohok dari K, seorang kenalan yang juga berprofesi sebagai guru bahasa Inggris di salah satu SMA swasta yang tidak asing lagi di Samarinda. Dia menyatakannya kepada saya di suatu warung makan lebih dari sepuluh tahun yang lalu.

Ada beberapa murid les dulu yang juga bersekolah di SMA tersebut. Saya bertanya kepada mereka tentang cara K mengajar bahasa Inggris kepada mereka selama proses belajar mengajar di ruang kelas, laboratorium bahasa, atau di luar ruangan.

Saya sudah dapat menebak jawaban mereka.

"Pak K lebih banyak bicara. Dia tidak sabar menunggu kami untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Dia menganggap kami terlalu lama berpikir. 

"Untuk menulis dalam bahasa Inggris. dia jarang menugaskan kami dalam hal itu. Kalau pun ada, sekadar supaya tugas di buku pelajaran dikerjakan. Dia lebih suka mengajar Speaking di kelas," kata L, salah seorang murid les yang berstatus pelajar kelas XII di SMA tempat K mengajar beberapa tahun yang lalu.

R, S, M, dan N juga berpendapat yang sama tentang K.

Setelah lewat beberapa tahun, ke masa kini, apakah K menyadari kekeliruannya dan memperbaiki metode mengajar ? Saya ragukan itu.

Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis adalah satu kesatuan.

2. Student-centered, bukan Teacher-centered

Ini yang selalu menjadi persoalan. Terbatasnya perbendaharaan kosa kata bahasa Inggris para peserta didik menjadi salah satu alasan beberapa rekan guru bahasa Inggris yang saya pernah tanya perihal "dominasi" mereka dalam durasi "talktime" yang memonopoli dalam proses belajar mengajar.

"Kita mau mendorong mereka, para murid, untuk berbicara dalam bahasa Inggris selama proses belajar mengajar berlangsung. Sayang bukannya aktif, tapi tetap pasif," keluh S, seorang rekan guru bahasa Inggris di sebuah SMP di Samarinda.

"Yah, mau bagaimana lagi? Perbendaharaan kosakata bahasa Inggris kebanyakan murid sangat minim. Kalau menunggu mereka semua berbicara, bisa habis waktu pelajaran. Lagipula, hanya beberapa murid yang aktif berbahasa Inggris dalam diskusi. Sepertiganya saja tidak sampai," kata N, seorang rekan guru bahasa Inggris di salah satu SMA di Samarinda beberapa minggu yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun