Pak Odang menghadap ke Bu Lia. Saya pun menoleh ke Bu Lia.
"Tidak."
"Lho, kok barusan ada panggilan dari nomor Ibu. Sampai tiga kali."
"Tidak, tidak, tidak."
"Tapi nomornya punya Ibu."
Berkali-kali Bu Lia mengatakan "tidak". Pak Odang tetap tidak percaya.
Saya mulai tidak nyaman berada dalam situasi semacam itu. Mungkin sudah waktunya saya untuk beranjak ke sekelompok para pekerja baru yang sedang menyiapkan peralatan bekerja di sisi kanan Blok H1.
***
Di sisi kanan Blok H1 saya mendampingi kepala kelompok yang baru untuk memasang bouwplank. Bouwplank tanpa papan. Hanya berupa potongan dan belahan bambu. Kemudian seutas benang tukang diikat pada ketinggian tertentu yang angkanya telah diterakan Pak Odang, lalu ujung lainnya ditarik ke patok bambu lainnya.
"Ikat juga di sana, Pak," kata saya. "Setelah itu ukur jarak antarbatas blok atau kavling."
Dua orang menarik meteran untuk mengukur jarak antarbatas blok. Sementara sebagian lainnya sedang mengaduk semen, membenahi galian, dan menempatkan batu belah ke pinggiran galian. Genangan air hujan belum diseruput matahari.