Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tanah Kurawa

15 Desember 2019   18:10 Diperbarui: 15 Desember 2019   23:28 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lho, kenapa tidak pakai obat nyamuk bakar?"

"Tidak ada, Bu. Saya juga tidak menyangka kalau bakal tidur bareng nyamuk."

"Biasa tidur sendiri, sih."

Saya, Pak Odang dan Bu Lia tertawa. Sementara Degul tidak terlepas dari layar ponselnya, karena selalu asyik dengan permainan game online, termasuk apabila sedang berada di lokasi, warung proyek, dan di kontrakannya.

"Selamat pagi... Bu Lia sudah bangun, belum?"

Suara seorang perempuan di balik tembok sisi kanan teras. Saya mengenali siapa pemilik suara itu.

"Sudah, Nab," jawab Bu Lia. "Ke sini saja."

Zaenab muncul sambil menebarkan senyuman. Gadis yang manis sekaligus karyawan bagian pemasaran perumahan milik pengembang itu bergerak perlahan untuk mengambil sebuah kursi plastik yang kosong di dekat samping kanan teras.

"Tumben, pagi banget?"

"Saya sengaja ke sininya pagi-pagi supaya tidak diketahui Pak Semprul," jawab Zaenab setelah meletakkan dan menduduki kursi plastik di depan Bu Lia.

"Lho, ada apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun